K
eberhasilan Kelompok Petani Peduli Hutan (KPPH) Nagari Paru Kab Sijunjung dalam melestarikan Rimbo Larangan seluas 3500 hektar dengan diikat Pernag (Peraturan Nagari) pada tahun 2001, memang tampak membawa hasil yang positif. Kelompok Petani Peduli Hutan (KPPH) ini di ketuai oleh Iskandar dibawah binaan Wahana Nusantara Adventurir (Wanusa) Sijunjung yang di gawangi oleh Priyono dan Dinas Kehutanan & Lingkungan Hidup Kab Sijunjung, KPPH mendapatkan Anugerah Kalpataru pada bulan Juni 2007 lalu, salah satu penganugerahan penghargaan yang tertinggi dari Presiden Dr. Susilo Bambang Yudhoyono bagi para penyelamat kelestarian lingkungan. Keberhasilan ini perlu diacungkan jempol untuk KPPH Nagari Paru Kec Sijunjung Kab Sijunjung termasuk yang terkait sebagai motivator penunjang keberhasilan ini.

Masih berkaitan dengan kekayaan keanekaragaman hayati di Rimbo Larangan Paru Nagari Paru yang sudah dideklarasikan oleh KPPH “ Nagari Seribu Pesona”. Salah satu penyelamat lingkungan bidang keanekaragaman hayati Priyono (51), sudah seringkali melakukan penelitian mengidentifikasi tumbuhan/keanekaragaman hayati kekayaan di Rimbo Larangan. Dan hasilnya juga mulai tampak seberkas kecerahannya. Sekitar bulan Juni 2008 berhasil menemukan jenis tanaman epifit paku-pakuan Asplenium Nidus sisik ular. Karakter tanaman ini memang tumbuhnya didaerah yang mempunyai kelembaban yang sangat tinggi, hanya membutuhkan pencahayaan matahari sekitar 45%. Ciri khas dari tanaman Asplenium Nidus sisik ular, daunnya memanjang seperti asplenium nidus lain, namun pada daun bagian bawah bercorak seperti sisik ular itupun tembus dipandang, apabila dilihat sampai kepermukaan daunnya. Panjang daun bisa mencapai sekitar 60-70 cm lebar 10-15 cm tergantung kesuburannya.

Di Rimbo Larangan juga ditemui tanaman Asplenium nidus ekor tikus, tanaman ini tergolong jarang ditemukan. Dan masih banyak ditemukan spesies nova ( penemuan spesies tanaman baru) asplenium nidus yang lain yang masih dalam penelitian. Kalau di hitung-hitung tumbuhan asplenius nidus di Rimbo Larangan sangat banyak sekali, untuk mengetahui jenisnya memang perlu dilakukan identifikasi dan inventarisasi , dimasukkan didalam catalog khusus asplenium nidus,. Selain spesies asplenium sisik ular, juga diketemukan bunga bangkai jenis Amorphopalus titanum yang sedang mekar, dengan ketinggian dari Muka Tanah (MT) 2,5 meter, rentang kemekaran kelopak bunga 2,5 meter, warna bunganya lila dan kuning masak, tutur ketua Walhi tersebut.
Ditempat terpisah, mantan Wali Nagari Paru juga Ketua KPPH Iskandar ketika di konfirmasikan masalah tanaman Asplenium nidus/Kadaka sisik ular, “baru kali ini saya melihat tanaman kadaka sisik ular. Inilah salah satu kekayaan alam di kawasan Rimbo Larangan. Selain itu kehidupan fauna/satwa yang dilindungi juga masih banyak, diantaranya harimau Sumatera, beruang, siamang, ungkou, ular dan lain sebagainya”, ungkap Iskandar.

0 , , , Read More
0 comments:

Post a Comment