Showing posts with label Kaba dari Sijunjung. Show all posts
Showing posts with label Kaba dari Sijunjung. Show all posts

In the heart of Sumatra, a few km south of the Equator lies the KUANTAN river in some of wildest Jungles of Indonesia. The upper part of it's valley is of incredible beauty with several hundred meter high limestone cliffs, caves and picturebook rainforest.

The river has been rafted about 10 years ago but seldom receives any paddlers due to it's remoteness. Recently the regional government of SIJUNJUNG district improved the road along the river which eases access tremendously. The government wants to develop adventure tourism here and invited the most successful Rafting team ARUS LIAR ( ' wild currents' in Indonesian - they are all nice guys, no liars...) to an expedition to Westsumatra. Their boss, Lody Korua , thought it might be a good idea if a kayaker would join them as kayaking is not yet populer in Indonesia but people usually get very exited if they see someone in a tiny boat to tackle some big rapids...

Thanks to sponsor 'Mr. John' , Pak Muchlis Anwar... and all the others who put their money and energy into the expedition - it was worth it !!! - We hope this area will get more visitors in the future !

Most of the rapids are not too difficult ( grade 3 ) but there are some big ones as well on Kuantan river:




above: bashing through a hole of PALUKAHAN rapid ( don't ask me what PALUKAHAN means - even the villagers living close by don't know - they say : ' that's just a name ' )








Also the rafters from ARUS LIAR and the local team from SIJUNJUNG had their fun






To me the environment was even more fascinating than the rapids: there were huge trees full with flying foxes which reach a span of more than a meter here on Sumatra - once more than hundred swirled high above our heads and we felt as inmidst of 'JURASSIC PARK'



We went into some of the caves along the river...


crawling creatures of the dark






...and visited some traditional MINANGKABAU houses with name RUMAH GADANG






Even an audience with the tradional Rajas / kings of the area was organized. These Rajas still have a lot of influence on matters of landuse, traditions and religion in their area.







above: a BANYAN tree - a strangling fig begins it's life as a seed dropped by a bird onto any tree. From the seed some roots will grow down the hosttree. These roots get stronger and stronger until one day they strangle the hosttree to death and the strangling fig stands alone. It's fruit is an important source of food to many animals of the forest; orangutans LOVE figtrees...


Let's go back to the river !






It is possible to do a several - day expedition down the KUANTAN river, however, the lower section does not have much rapids and is not necessary wilderness anymore








How to get there:






From SINGAPORE or Kuala Lumpur ( Malaysia ) cheap flights go with AIR ASIA, TIGER AIR or VALUE AIR to PADANG - when I checked last time it was about 50 US$ one way.
From MEDAN ( Northsumatra ) I paid for my flight to PADANG 45 US one way -
From the airport in Padang Taxis can be chartered for 40 - 50 US to MUARO SIJUNJUNG ( 3 hrs drive ).
At Muaro Sijunjung the best Hotel is HOTEL BUKIK GADANG ( 20 - 40 US / night ).

or, - if You can speak some Bahasa Indonesia, call MUCHLIS ANWAR from the local government in SIJUNJUNG
mobile: + 62 81535200678
or PRIYONO, journalist and Nature guide in Sijunjung +62 - 754 - 21141, mobile: +62 - 8126765373
Now, if You can't speak Bahasa, here comes ZUFNAL to the rescue, this fellow even speaks English, Dutch and German !!! his mobile is +62 - 81374646802

by http://www.adventurewebzine.co.cc/





20 , , , , Read More

K ab Sijunjung dengan luas 312.040 Ha, 70% adalah kawasan hutan. Letak geografisnya banyak perbukitan berbatuan marmer dan kuarsa yang menjulang tinggi, kokoh dan tegar di puncaknya, mencapai ketinggian berkisar 1200 – 1500 m dpl, sangat kaya keanekaragaman hayati terutama spesies anggrek alamnya, sungguh sangat luar biasa sekali. Sayangnya Pihak Pemkab Sijunjung dengan institusi yang terkait sama sekali belum pernah melakukan explorasi keanekaragaman hayati , mengidentifikasi dan menginfentarisasi terutama spesies anggrek alamnya. Sehingga berbagai jenis spesies anggrek alam ( New Record ) atau lokasi baru ( New Spot ) dan jenis baru ( Spesies Nova ) yang dalam catatan baru spesies anggrek alam Indonesia belum terkuak misterinya.

Ternyata semua itu sudah dilakukan penelitian oleh
Kelompok Pecinta Alam Kab Sijunjung Wahana Nusantara Adventurir ( WANUSA ) yang diketuai oleh Raja Sawer perintis dan praktisi lingkungan, penyelamat spesies anggrek alam dari tahun 2003 sampai sekarang, kurang lebih hampir 100 spesies anggrek alam yang sudah di identifikasi dan dibudidayakan untuk penelitian dan penyelamatan kerusakan hutan akibat ulah tangan-tangan tak bertanggung jawab merambah hutan . Raja Sawer yang sangat peduli kelestarian lingkungan dengan modal kemauan keras dan kepuasan batin terpanggil untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati baik itu didaerah hutan konservasi Pangean 1 maupun diluar Kawasan hutan konservasi di Kab Sijunjung , tanpa bantuan dana dari pihak manapun.

Kepedulian LIPI Pusat Konsesvasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor pada 18 Agustus – 6 September 2005 pernah melakukan explorasi spesies anggrek alam di Nagari Solok Amba lengkapnya di Hutan Suaka Alam Pangean 1 yang pada malam hari suhu udara mencapai 22,29 derajat Celsius dan pada siang hari 20,22 derajad Celsius. Luas kawasan SA Pangean 1= 12.200 Ha dengan ketinggian 400 - 430 m dpl .Dalam penelitian tersebut di ketuai oleh Dr. Irawati yang waktu itu menjabat sebagai Kepala Pusat Koordinator Proyek Pelestarian Litbang Flora – Fauna Indonesia dan Dra. Sri Hartini selaku penanggung jawab kegiatan Explorasi Flora Nusantara di Sumatera Barat lengkapnya hutan SA Pangaean 1 yang sebagian besar masih daerah Kec Sijunjung.

Hasil exprolasi spesis anggrek alam di Nagari Solok Amba tersebut memberikan nilai positif ilmu pengetahuan. 24 jenis spesies anggrek alam memiliki kesamaan dengan anggrek di Pulau Jawa, 41 % anggrek ephidemik Sumatera, 38% juga terdapat di Kalimantan dan 17 % belum diketahui jenisnya.

Spesies anggrek Coelogyne asperata , Coelodyne rochusseni de Vriese,coelogyne speciosa , Dipodium pictum, paphiopedilum tonsum, Victoria-regina, Phalanopsis cornu-cervi, Phalaenopsis Mani’i, Bulbophyllum lobbii,Bulbophylum auratum, Machodes phitola, Vanda sumatrana,acriopsis liliifolia, Spathoglotis aurea, Grammatophylum sp, oncidium
Masih banyak jenis anggrek lainnya baik yang tumbuh epifit, anggrek tanah maupun yang tumbuh di celah bebatuan tebing pinggang perbukitan yang belum diketahui spesiesnya.

Jenis anggrek bulbophyllum dan coelogyne sangat banyak ragamnya diketemukan di kawasan hutan Kab Sijunjung . Bulbophyllum auratum salah satu anggrek epifit yang tumbuh simpodial, Rozom bercabang, tumbuhnya menjalar di batang pohon bahkan di lereng bukit berbatuan juga mau tumbuh. Umbinya berwarna hijau pupus, dengan panjang berkisar 1,8- 2 cm, Jarak umbi satu dan lainnya sekitar 2-2,2 cm itu tergantung pada kesuburan pertumbuhan umbi. Warna daunnya bulat lonjong, tebal dengan panjang 7-12 cm, lebar daun 2-3,5 cm, kuntum bunganya punya karakteris tersendiri seperti bentuk setengah payung Bali berwarna merah maron pekat dan pucat. Bulbophyllum auratum tumbuh didaerah pegunungan/perbukitan dengan ketinggian `1000 – 1200 M dpl, di daerah Sisawah Kec. Sumpur Kudus banyak diketemukan dan pupulasinya sangat banyak sekali.

Bulbophyllum lobbii ini salah satu anggrek alam yang sangat unik sekali. Kalau dipandang secara prestektif seperti sebuah wujud burung kuwau, kalau tersentuh tangan atau tertiup semilir angin, secara refleksi mahkota bunganya bergoyang-goyang. Batang umbi dari anggrek ini berwarna hijau pucat pupus daun pisang, dan umbinya ( nodus ) jaraknya jarang-jarang tidak rapat,tumbuh epifit, daunnya berdaun tunggal, bunganya tumbuh disela-sela umbi batangnya, panjang tangkai bunga berkisar 10-16 cm. Bunganya berukuran cukup besar bisa mencapai 9 cm . Warna bunganya merupakan sebuah aplikasi perpaduan warna secara alami antara kuning ditengah, coklat kemerah maron di sayapnya dan pada ujung bunga seperti merupakan ekor burung berwarna coklat merah maron, aromanya cukup harum. Di Kab Sijunjung daerah yang banyak tumbuh Bulbophyllum lobbii, penyebarannya di Nagari Whater Hoot ( Aia Angek ) , Solok Amba, Silokek, Rimbo Larangan Paru,Durian Gadang, Tanjung Lolo, Sisawah, Kabun, Sumpour Kudus.

Anggrek Coelogyne asperata merupakan spesises anggrek alam tumbuh epifit dihutan frimair , di puncak bukit bebatuan walaupun terkena pencahayaan 80 % juga tumbuh dengan subur. Batang umbinya berukuran besar warna hijau ber kerunyit garis dari dasar batang sampai pucuk batang umbi, yang subur bisa sebesar lengan orang.Daunnya memang panjang bentuk daunnya seperti daun cikal kelapa namun panjangnya 60 – 120 cm, tangkai daunnya bisa mencapai 20 -40 cm. Tankai bunga muncul di sela umbi/batang bawah , ujungnya agak melengkung/condong dengan panjang batang bunga berkisar 35-50 cm , kuntum bunganya tersusun rapi berjumlah hampir 50 kuntum. Warna bunganya putih kekuningan dengan mahkota berwarna cokelat Aroma bunganya sangat harum sekali, bila di suling bisa menjadi bahan parfrum.
Penyebarannya tumbuh anggrek ini pada ketinggian 400-600 M dpl di Nagari Solok Amba , Paru dan Aia Angek banyak diketemukan .

0 , , , , , Read More

K
eberhasilan Kelompok Petani Peduli Hutan (KPPH) Nagari Paru Kab Sijunjung dalam melestarikan Rimbo Larangan seluas 3500 hektar dengan diikat Pernag (Peraturan Nagari) pada tahun 2001, memang tampak membawa hasil yang positif. Kelompok Petani Peduli Hutan (KPPH) ini di ketuai oleh Iskandar dibawah binaan Wahana Nusantara Adventurir (Wanusa) Sijunjung yang di gawangi oleh Priyono dan Dinas Kehutanan & Lingkungan Hidup Kab Sijunjung, KPPH mendapatkan Anugerah Kalpataru pada bulan Juni 2007 lalu, salah satu penganugerahan penghargaan yang tertinggi dari Presiden Dr. Susilo Bambang Yudhoyono bagi para penyelamat kelestarian lingkungan. Keberhasilan ini perlu diacungkan jempol untuk KPPH Nagari Paru Kec Sijunjung Kab Sijunjung termasuk yang terkait sebagai motivator penunjang keberhasilan ini.

Masih berkaitan dengan kekayaan keanekaragaman hayati di Rimbo Larangan Paru Nagari Paru yang sudah dideklarasikan oleh KPPH “ Nagari Seribu Pesona”. Salah satu penyelamat lingkungan bidang keanekaragaman hayati Priyono (51), sudah seringkali melakukan penelitian mengidentifikasi tumbuhan/keanekaragaman hayati kekayaan di Rimbo Larangan. Dan hasilnya juga mulai tampak seberkas kecerahannya. Sekitar bulan Juni 2008 berhasil menemukan jenis tanaman epifit paku-pakuan Asplenium Nidus sisik ular. Karakter tanaman ini memang tumbuhnya didaerah yang mempunyai kelembaban yang sangat tinggi, hanya membutuhkan pencahayaan matahari sekitar 45%. Ciri khas dari tanaman Asplenium Nidus sisik ular, daunnya memanjang seperti asplenium nidus lain, namun pada daun bagian bawah bercorak seperti sisik ular itupun tembus dipandang, apabila dilihat sampai kepermukaan daunnya. Panjang daun bisa mencapai sekitar 60-70 cm lebar 10-15 cm tergantung kesuburannya.

Di Rimbo Larangan juga ditemui tanaman Asplenium nidus ekor tikus, tanaman ini tergolong jarang ditemukan. Dan masih banyak ditemukan spesies nova ( penemuan spesies tanaman baru) asplenium nidus yang lain yang masih dalam penelitian. Kalau di hitung-hitung tumbuhan asplenius nidus di Rimbo Larangan sangat banyak sekali, untuk mengetahui jenisnya memang perlu dilakukan identifikasi dan inventarisasi , dimasukkan didalam catalog khusus asplenium nidus,. Selain spesies asplenium sisik ular, juga diketemukan bunga bangkai jenis Amorphopalus titanum yang sedang mekar, dengan ketinggian dari Muka Tanah (MT) 2,5 meter, rentang kemekaran kelopak bunga 2,5 meter, warna bunganya lila dan kuning masak, tutur ketua Walhi tersebut.
Ditempat terpisah, mantan Wali Nagari Paru juga Ketua KPPH Iskandar ketika di konfirmasikan masalah tanaman Asplenium nidus/Kadaka sisik ular, “baru kali ini saya melihat tanaman kadaka sisik ular. Inilah salah satu kekayaan alam di kawasan Rimbo Larangan. Selain itu kehidupan fauna/satwa yang dilindungi juga masih banyak, diantaranya harimau Sumatera, beruang, siamang, ungkou, ular dan lain sebagainya”, ungkap Iskandar.

0 , , , Read More



 Kilk Here To view Website Hotel Bukikgadang SIjunjung

Website Wisata Sijunjung oleh hotel bukikgadang yang dulu bernama hotel sahid.

Reservation :

Hotel Bukik Gadang
Jl.M.Yamin.SH Muaro Sijunjung
Kabupaten Sijunjung
Telp (0754) 20736, 21052, 20870.

0 , , , Read More



A. Selayang Pandang


Aliran Sungai Batang Kuantan merupakan salah satu trek ekstrim untuk olahraga arung jeram di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatra Barat. Sungai ini memiliki jeram-jeram yang berbahaya dan menantang. Apalagi ketika hujan turun dan debit air bertambah, maka arus Batang kuantan akan terasa semakin deras. Sungai dengan panjang 38 km ini terbentuk dari gabungan dua sungai besar yang terdapat di Sumatra Barat, yaitu Batang Ombilin dan Batang Palangki. Hal itu membuat sungai ini menjadi salah satu sungai terbesar di provinsi tersebut.



Dinas Pariwisata Seni Budaya Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sijunjung, sebagai penanggung jawab pengembangan kegiatan wisata dan olahraga di kabupaten tersebut berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan yang datang berwisata dan berolahraga. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memberikan kenyamanan bagi para pelaku arung jeram adalah dengan mempersiapkan beberapa tenaga pendamping yang bertugas untuk memberi petunjuk tentang seluk-beluk Batang Kuantan. Untuk itu,
kepala dinas menggodok beberapa orang untuk dilatih menjadi tenaga pendamping dengan mendatangkan beberapa instruktur dari Sekolah Arung Jeram Kapinis Kota Bandung.



Guna menarik animo masyarakat luas untuk berwisata ke Batang Kuantan, maka Pemda Kabupaten Sijunjung mengadakan perlombaan arung jeram di sungai tersebut yang diagendakan sebagai salah satu event tahunan. Biasanya, perlombaan diadakan pada bulan Desember saat debit air Batang Buantan sedang naik, sehingga bagus untuk diadakan lomba arung jeram.
B. Keistimewaan


Sebagai lokasi olahraga arung jeram, Batang Kuantan memiliki arus yang kuat. Oleh para pecinta olahraga ekstrim ini, Batang Kuantan dikelompokkan dalam ketegori kesulitan tingkat III. Hal ini menunjukkan, bahwa Batang Kuatan betul-betul tempat yang bagus bagi pecinta olahraga arung jeram untuk mengarungi sungai tersebut. Tentunya, bagi yang ingin mengarungi sungai ini disarankan mempersiapkan fisik secara baik, latihan dengan rutin, dan persiapan peralatan yang memadai. Hal ini untuk berjaga-jaga agar ketika menghadapi hempasan arus sungai yang deras dan berubah-ubah mereka dapat melaluinya dengan baik.


Batang Kuantan masuk dalam ketegori kesulitan tingkat III


Batang Kuantan menyuguhkan variasi kesulitan medan yang berbeda-beda, mulai dari rintangan yang ringan sampai berbahaya. Misalnya, pada arah hulu sungai, trek yang akan dilalui oleh para peserta arung jeram tergolong ringan dengan aliran sungai yang tenang. Memasuki bagian tengah, medan yang dilalui mulai berat dengan jeram-jeram yang berbahaya. Sementara pada bagian hilir sungai, rintangan yang menghadang sudah masuk pada kategori berbahaya dengan jeram yang ekstrim dan rintangan yang sulit. Peserta yang melewati bagian hilir sungai ini, harus cekatan dalam mengayuh perahu agar selamat sampai tujuan.


Medan sungai dengan rintangan ringan


Medan sungai dengan rintangan berbahaya


Batang Kuantan mengalir pada area perbukitan di antara celah bongkahan batu yang menjulang tinggi. Tebing-tebing tersebut berdiri kokoh menutupi sebagian tepian sungai yang ditumbuhi pohon-pohon rindang. Komposisi tebing yang menjulang dan hamparan pohon yang hijau menjadi daya tarik tersendiri saat mengarungi Batang Kuantan.


Di beberapa tempat di lokasi berlangsungnya kegiatan olahraga arung jeram terdapat beberapa obyek wisata yang juga menarik untuk dikunjungi, seperti Tebing Batu Karang untuk olahraga panjat tebing, Air Terjun Batang Tano, dan Ngalau atau gua dengan hamparan batu stalaktit untuk wisata gua. Para pelancong akan terhibur dengan kehadiran beberapa objek wisata tersebut, yang bisa dikunjungi di kala menunggu giliran untuk mendayung maupun ketika istirahat setelah selesai melakukan kegiatan olahraga arung jeram.


Ngalau/gua di tepi Batang Kuantan



Batang Kuantan sering dimanfaatkan oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, seperti Universitas Andalas (UNAND) dan Universitas Bung Hatta Padang serta Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta untuk tempat latihan, ekspedisi alam, dan susur sungai. Alasan dipilihnya Batang Kuatan adalah karena kondisi sungai yang masih bagus, arus sungai yang besar, dan kondisi alam yang masih asri. Selain beberapa perguruan tinggi tersebut, ada beberapa perkumpulan olahraga arung jeram di Provinsi Sumatra Barat yang juga menjadikan Batang Kuantan sebagai tempat berlatih dan mengasah kemampuan.
C. Lokasi



Arung Jeram Batang Kuantan terletak di Nagari Silokek, Kecamatan Sijunjung, Kabupatan Sijunjung, Sumatra Barat, Indonesia.
D. Akses



Lokasi arung jeram berada sekitar 120 km dari Kota Padang, Ibu Kota Provinsi Sumatra Barat. Perjalanan dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan umum (bus), mobil sewaan, atau mobil pribadi. Jika menggunakan angkutan umum (bus), perjalanan dimulai dari Bandar Udara Ketaping Padang menuju terminal Muaro Sijunjung yang ada di Kota Sijunjung. Biasanya para wisatawan dikenakan ongkos sebesar Rp 25.000—Rp 30.000 dengan waktu tempuh sekitar 4 jam (November 2008). Dari terminal Muaro Sijunjung menuju lokasi yang berjarak 14 km, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan pedesaan dengan ongkos sebesar Rp 3.000.
E. Harga Tiket



Untuk masuk lokasi tidak dipungut biaya.
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya


Fasilitas yang ada di sekitar sungai belum memadai. Hanya ada bebarapa gubuk persawahan yang bisa dimanfaatkan untuk beristirahat sebelum terjun untuk arung jeram atau melepas lelah sehabis mengarungi sungai. Hal tersebut juga berlaku untuk tempat bersantap. Sebelum terjun ke sungai ini alangkah baiknya para wisatawan mempersiapkan sendiri makanan yang dibutuhkan untuk dikonsumsi di tepi sungai. Bagi para wisatawan yang ingin mendapatkan fasilitas yang lebih memadai, dapat memperolehnya di Ibu Kota Kabupaten Sijunjung yang berjarak sekitar 14 km dari lokasi arung jeram.


Sekiranya tidak begitu kenal dengan medan arung jeram di Batang Kuantan, para wisatawan dapat memanfaatkan tenaga pendamping. Mereka siap memandu dan memberi petunjuk tentang situasi dan kondisi medan arung jeram. Tenaga pendamping ini sengaja dipersiapkan oleh pemerintah setempat untuk kenyaman para pengunjung.

1 , , Read More






Kerajaan Jambu Lipo di Kec. Lubuk Tarok kurang lebih 20 Km dari Muaro Sijunjung, merupakan cagar Budaya Kerajaan Minangkabau tempoe doeloe yang nyaris terlupakan dan kurang dipublikasikan. Mengenal lebih jauh tentang Kerajaan Jambu Lipo, terlebih dahulu ada baiknya kita mengetahui tentang Kec Lubuk Tarok.

Kec Lubuk Tarok meliputi 3 nagari yaitu Lalan, Buluh Kasok dan Lubuk Tarok. Berdasarkan data dari kantor BPS Swl-Sijunjung Tahun 2006 jumlah penduduk 13.258 orang terdiri 3.690 KK, penduduk miskin 3.976 orang ( 29,99% ). Selain adat istiadatnya yang masih kuat, banyak rumah-rumah adat dipertahankan keberadaannya. Mata pencaharian penduduk setempat bertani dan berkebun, sebagian juga banyak yang merantau ke Negeri Jiran Malaysia, tingkatan ekonominya sudah membaik. Masalah SDMnya boleh dikatakan sudah maju, banyak orang Lubuk Tarok yang menduduki jabatan penting di pemerintahan , tingkat Kab/Kota Sumatera Barat/tingkat pusat maupun menjadi anggota Kepolisian dan TNI.

Kec Lubuk Tarok termasuk..... kecamatan termuda, hasil pemekaran Kec Sijunjung dan sudah difinitif. Masalah pendidikan, baik SD-SMP dan SMA baru sudah dibangun pada tahun 2007. Untuk pelayanan kepada masyarakat Kantor Polsek Lubuk Tarok juga sudah ada. Untuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Lubuk Tarok sudah ada Puskesmas Pembantu dan setiap Nagari juga sudah ada Puskesmas Pembantu. Alat transportasi dari kendaraan roda 2 sampai kendaraan bus juga sudah sampai ke Lubuk Tarok, kesimpulannya tidak ada kendala ke Lubuk Tarok.

Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Kec Lubuk Taruk mulai dibangun kebun sawit 500 hektar oelh PT. Sasindo. Sekarang dalam tahap pekerjaan membuatan pembibitan seluas 4 hektar Lubuk Tarok Dengan Cagar Budaya Kerajaan Jambu Lipo.
Sebagai Kampuang Tuo (Desa yang sudah tua), Lubuk Tarok memiliki Cagar Budaya Kerajaan yang bernama Jambu Lipo. Peninggalan sejarahnya sampai sekarang masih ada dan terawat dengan baik, “Rumah Gadang 24 Ruang” dan bekas Rumah Rajo Jambu Lipo. Sayangnya salah satu kekayaan Kerajaan Jambu Lipo yang merupakan Stempel Kerajaan sudah hilang entah kemana.

Membicarakan rumah gadang 24 ruang, sudah di lakukan Rehab dengan dana dari Pemkab Sijunjung beberapa tahun lalu masih dalam kepemimpinan H. Darius Apan. Pemkab Swl-Sijunjung menyadari bekas Kerajaan Jambu Lipo merupakan asset cagar budaya di Kab Swl-Sijunjung keberadaannya perlu di pertahankan dan dilestarikan.

Peninggalan Kerajaan Jambu Lipo, termasuk Lesung panjang menumbuk padi sewaktu ada acara Adat Nagari misalnya Tagak Gala Pangulu , beberapa kaum wanita menumbuk padi memakai alu bergantian, sehingga menimbulkan musik Perkusi yang betul-betul orisinil diiringi dengan syair-syair yang indah sekali. Didalam menumbuk padi bergantian, rombongan pertama 15 orang, rombongan kedua juga sama dan seterusnya. Selain kesenian tradisional, Randai, Saluang, Rabab, juga ada tari spesifik Lubuk Tarok yaitu tari pedang yang tidak ada kecamatan lainnya.

Cagar Budaya Kerajaan Jambu Lipo Kurang Publikasi;

Sekarang permasalahan yang sudah bertahun-tahun belum terkuaknya masyarakat luar Kab Sijunjung bahkan luar Prov Sumatera Barat, untuk mengenal “ Dimana sebetulnya Kerajaan Jambu Lipo itu berada?. Orang taunya di Kec Lubuk Tarok itu di mana?. Salah satu solusi terbaik adalah :

1. Dibangunnya sebuah pintu gerbang di Simpang Tiga (Km 7) menuju Kec Lubuk Tarok yang berwawasan: Adat Bersandi Syara’ Syara’ Bersandi Kitabullah dengan Motto “ Selamat Datang di Cagar Budaya Kerajaan Jambu Lipo Kec Lubuk Larok Kab Sijunjung”.

2. Masalah-masalah yang sampai sekarang belum tuntas tentang tapal batas Kec Sijunjung dengan Kec Lubuk Tarok itu di kesampingkan dulu. Yang penting bagaimana mewujudkan berdirinya sebuah pintu gerbang tersebut.

3. Perlunya disusun dan diterbitkan buku “Etnografi Kerajaan Jambu Lipo”, termasuk publikasi di media cetak maupun elektronik. Seperti Pemkot Sawahlunto yang sedang gencar-gencarnya menggali sejarah tambang dan mewujudkan museum tambang yang ada di Kelurahan Air Dingin, bahkan akhir tahun 2007 akan lahir buku Etnografi Kota Sawahlunto.

4. Perlunya perhatian serius Bupati Swl-Sijunjung H. Darius Apan dalam menyingkapi permasalahan ini, karena Cagar Budaya Kerajaan Jambu Lipo di Kec Lubuk Tarok adalah peninggalan sejarah yang tak ternilai harganya

Kesimpukan:

Dengan adanya pembangunan sebuah pintu gerbang dengan Motto “ Selamat Datang di Cagar Budaya Kerajaan Jambu Lipo Kec Lubuk Tarok Kab Swl-Sijunjung “.
akan menaikkan performam Kec Lubuk Tarok.

Sebagai sosialisasi langsung kepada orang luar daerah yang kebetulan melewati Jalan Lintas Sumatera ( Jalinsum) baik dari arah Padang menuju Jakarta maupun dari Jakarta ke Banda Aceh, yang kebetulan keberadaan Simpang Tiga menuju Lubuk Tarok berada di Jalinsum masih daerah Kab Sijunjung. Pembangunan pintu gerbang sebagai upaya daya tarik para Biro Travel Pariwisata yang ada di Sumbar maupun luar Sumbar untuk mendatangkan Wisman yang hobynya mengunjungi Cagar Budaya ke Kab Swl-Sijunjung.



2 , , , , , , Read More

a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5TQN35RYDCdFDsqAXnyUY-aeCwfZXfjIU3jjkGZ0JUXGU26q8V1NRKfOQhxPJYSyCQcI_TzaBEcgNlwK-AUwmQwUkCHuY5qF2kawOCgMPqGqTu829UKTr2Q-wRYpOv4Td7iWoyZHBXw8/s1600-h/images.jpg"img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 96px; height: 128px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5TQN35RYDCdFDsqAXnyUY-aeCwfZXfjIU3jjkGZ0JUXGU26q8V1NRKfOQhxPJYSyCQcI_TzaBEcgNlwK-AUwmQwUkCHuY5qF2kawOCgMPqGqTu829UKTr2Q-wRYpOv4Td7iWoyZHBXw8/s400/images.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5268405219465592658" border="0" //abr /Kekayaan sumber daya alam Kabupaten Sijunjung khususnya spesies anggrek alam sangat mengagumkan sekali. Dari hasil penelitian KPA Wahana Nusantara Adventurir ( WANUSA ), salah satu jenis spesies anggrek alam Vanda Sumatranda, bila musim berbunga tiba akan mengeluarkan bau yang harum, span style="font-style: italic;"very wonderfull/span.br /br /Bunganya sebesar bunga kamboja terdiri 5 kelopak bunga dengan ciri khas warna bunganya cokelat tua bertotol-totol kuning dan tahan lama. Spesies anggrek ini jenis tanaman epifit. Tumbuh menempel di pepohonan atau menempel di tebing berbatuan yang sangat terjal atau di pepohonan besar, memang susah untuk mendapatkannya. Tumbuhnya mudah, dengan memakai media pakis, tidak memerlukan udara dengan kelembaban yang tinggi. Spesies anggrek alam Vanda Sumatranda ini, untuk ke depan bisa sebagai primadona Sijunjung. Karena....span class="fullpost" dikawasan hutan lindung maupun hutan konservasi masih banyak ditemukannya jenis yang satu ini. Sudah saatnya Pemkab Sijunjung mengadakan suatu penelitian kekayaan sumber daya alam spesies anggrek alam, apakah menunggu dulu hutan-hutan itu habis dijadikan lahan perkebunan atau pembalakan liar. Demikian juga DPRD Kab Sijunjung harus merespon tentang kekayaan sumber daya alam berupa spesies anggrek alam, dimasa akan datang bisa memberikan kontribusi terhadap keuangan daerah. Untuk kerjasama melakukan penelitian WANUSA selalu siap kapanpun.br /br /Sebetulnya Kab Sijunjung itu kaya, baik dari segi sumber daya alam maupun sumber daya mineral, belum lagi kekayaan yang diberikan oleh Allah yang maha kuasa yaitu lokasi-lokasi obyek wisata alam, yang baru skala kecil terperhatikan oleh Pemeintah daerah. Kita bisa mengemas berbagai kegiatan wisata alam dengan nilai jual kepada Wisatawan bekerja sama dengan Biro Travel baik yang ada di Sumbar maupun diluar Sumbar mendatangkan Wisatawan. Namun tentunya segala sesuatu perlu persiapkan terlebih dahulu ,dengan konteks perencanaan secara matang. Langkah langkah kedepan yang harus dilakukan, termasuk pembuatan Etnografi, karena dari hasil penelitian baik itu Kabupaten/Kota di Sumbar ini belum ada yang membuat Etnografi. /span

1 Read More

div style="text-align: left;"a href="http://www.friendster.com/photos/59988418/1/368817773"img src="http://photos.friendster.com/photos/81/48/59988418/1_368817773l.jpg" border="0" //abr //divbr /Sebagai peduli kelestarian lingkungan, pada tahun 1982 sudah mulai berkiprah menggeluti bidang lingkungan hidup sebagai pemerhati lingkungan, sering mengadakan petualangan dalam penelitian Sumber Daya Alam terutama spesies anggrek alam dan jenis tanaman kayu langka maupun tanaman buah-buahan langka yang ada di kawasan hutan dan petualangan menjelusuri Ngalau/gua yang ada Kab Swl-Sijunjung.br /br /Pada tahun 1983 sebagai anggota Tim survei Ngalau Loguang yang ada di Jorong Tanggalo Nagari Aia Angek Kec Sijunjung oleh Bappeda Kab Swl-Sijunjung yang waktu itu Ketua Bappeda di jabat oleh Drs. Armeyn An. Ngalau Loguang panjangnya 7 Km sampai ke Nagari Solok Amba. Dalam buku yang di terbitkan oleh tokoh budayawan tradisional Bpk Ali Yasin domisili di Nagari Aie Angek, nama-nama sebagai perintis Ngalau Logung masuk dalam bukunya, alkhamdulilah saya juga dimasukkan.br /br /Merasa prihatin masa depan hutan beserta kelestarian alam di Kab Swl-Sijunjung akan rusak oleh ulah tangan manusia yang memburu kesenangan sesaat secara individuality, atau kelompok/golongan dan berbagai hal lainnya...............span class="fullpost"br /Pada bulan Januari 2003, mulailah merintis membuat budidaya spesies anggrek alam yang tumbuh di daerah hutan pegunungan kab Swl-Sijunjung. Selang 2 bulan juga mendeklarasikan “ Means Of Nusantara Adventurir “ salah satu Natural Love Group bergerak di bidang penelitian Sumber Daya Alam terutama spesies anggrek alam, menggali situs cagar budaya dan situs sejarah serta bidang adventurir menyelusuri Ngalau/gua yang ada di daerah Swl-Sijunjung termasuk masalah lingkungan hidup dan amdal.br /br /Menyinggung budidaya spesies anggrek alam, pada tahun 2005 terwujudlah sebuah Nursery yang dinamakan “Patricia Nursery”, itu mengambil anak pertamanya yang namanya Patricia Intan Suri yang sekarang sedang menyelesaikan studinya di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Jurusan Psikologi.br /br /Sampai tahun 2007 allhamdulilah pembuatan Green House sederhana sudah terwujud, dari hasil penelitian pakar Biologi Unand bapak Prof Rusdi Tamin dan ibu Prof S. Dahlan yang akrab di panggul ibu Ida. lebih 50 spesies anggrek alam sudah terkoleksi.br /br /Bahkan ibu Wiwik Marlis Rahman, Kadinas Kehutanan Prov Sumbar Ir. Syahrial Syam, Kadinas Pertanian Prov Sumbar juga sudah berkunjung ke Patricia Nursery di Jl. Imam Bonjol No. 79 Muaro Sijunjung, barangkali satu-satunya budidaya spesies anggrek alam yang paling komplit di Sumatera Barat. Mengikuti pameran anggrek alam tingkat nasional sudah lima kali, termasuk pada bulan April 2007 lalu dalam evans Jakarta Fair ikut juga anggrek dari Swl-Sijunjung pameran di bawa oleh ibu Wiwik Marlis Rahmanketua Perhimpunan Anggrek Indonesia Sumbar. Menyinggung apa kepedulian Pemkab Swl-Sijunjung dalam penyelamatan spesies anggrek alam Kab Swl-Sijunjung, baik Bupati H. Darius Apan sendiri maupun instuitusi terkait tak pernah memberikan respon. Namun bagi saya tidak di permasalahkan, saya lebih bangga dengan modal dengkul dan kemauan keras, bisa mewujudkan budidaya anggrek alam, yanmg penting kita sudah berbuat. Yang akan menilai kinerja kita adalah masyarakat , bukan orang-orang birokrator.br /br /Cita-cita nya kedepan, tidaklah muluk muluk. Konteks kedepan untuk mewujudkan wahana penelitian spesies anggrek alam Sijunjung, sehingga nanti kalau ada dari luar daerah mengadakan penelitian spesies anggrek alam tak usah repot-repot harus mendaki gunung dan turun gunung, memasuki hutan rimba belantara di daerah Kab Sijunjung. Demikian keterangan saya sebagai sebuah catatan seseorang perintis lingkungan./spanbr /div style="text-align: left;" /div

0 Read More

a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtjL0jLe3DaQ46dTYqXjL8CnXjGNXqVkfh8b_bTcc1DemhCtgBdguhJjCMX5ikO1YJpixE2OyJynRMyKxNmjtVkggHqJGQYRAYDqb4J6C0vq32WiRuashJzTMJxpwZJgyr2Ce9ahn_lR0/s1600-h/02taman-cilaki.gif"img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 217px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtjL0jLe3DaQ46dTYqXjL8CnXjGNXqVkfh8b_bTcc1DemhCtgBdguhJjCMX5ikO1YJpixE2OyJynRMyKxNmjtVkggHqJGQYRAYDqb4J6C0vq32WiRuashJzTMJxpwZJgyr2Ce9ahn_lR0/s320/02taman-cilaki.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5267368834216595058" border="0" //abr /div style="text-align: justify;"br /blockquoteDalam rangka Peringatan Hari Lingkungan Hidup se Dunia tahun 2008, sebuah expose tentang kerusakan kawasan hutan lindung di Kec Sumpur Kudus Kab Sijunjung./blockquotebr /Hutan Lisun yang terletak di wilayah Nagari Sumpur Kudus data dari Kasi Planologi Dinas Kehutanan amp; Lingkungan Hidup ( LH ) Kab Sijunjung Slamet Riyadi SH luasnya 36.000 hektar, sebelah utara perbatasan dengan Kab Kuantan Sengingi, sebelah barat Kab 50 Kota dalam kurun waktu 5 tahun belakangan ini kondisinya sangat menyedihkan kerusaskan Hutan Lisun termasuk kawasan hutan lindung paru-paru dunia, kerusakanya semakin hari semakin parah kelestarian fora amp; fauna semakin terancam habitatnya.br /Untuk mengetahui sejauh mana batas ,keanekaragaman hayati, flora amp; fauna, akhir Desember 2007 Dinas Kehutanan amp; LH Kab Sijunjung melakukan Try.out tapal batas hutan Lisun selama 1 minggu, hasilnya bukan sangat menggembirakan namun sangat mengcewakan, kerusakan hutan semakin parah. Luas 36.000 hektar ternyata yang utuh hanya tinggal 3000 hektar saja. Kerussakan kawasan hutan lindung ini terutama daerah perbatasan dengan Kab Kuantan Sengingi sudah banyak penebangan liar ulah tangan tangan tak bertanggung jawab. Pada bagian lereng hutan Lisun yang hanya beberapa km saja jaraknya dengan daerah perkampungan Tanjung Kaliang dan Padang Tarok juga sudah banyak kawasan tersebut rusak akibat pembuatan kebun oleh oknum masyarakat yang tidak tau/sengaja merambah hutan untuk dijadikan kebun/ladang.span class="fullpost"Dari data dan informasi yang dihimpun di hutan Lisun masih diketemukan binatang badak Sumatera, sebab salah seorang warga masyarakat sebut saja pak Ujang domisili daerah Tapus sewaktu mencari ikan di hutan Lisun melihat 2 ekor badak jantan amp; betina, selang 6 bulan kemudian diketemukan lagi 1 ekor badak Sumatera dengan 2 ekor anaknya. Kawasan hutan Lisun masih dihuni binatang Mawas dan di tengah pulau sungai Batang Lisun pernah diketemukan jejak telapak kaki panjang 0,5 m dengan lebar 0,25 m jenis manusia Yetty kalau di daerah Siberia sana, namun kalau orang kampung sekitar hutan Lisun menyebutnya InyeakGradasi ( raksasa ). Lain lagi pengalaman dari pak Kus dan Subarjo angguta Polhut Dinas Kehutanan amp; LH Kab Sijunjung yang waktu suvai try-out batas hutan Lisun, malam hari tidak bias tidur, pasalnya harimau loreng ( Tiger Phantera Sumatera ) tak jauh dari perkemahan selalu rebut, bahkan ada yang melempar dengan ranting kayu dan mengaum, seakan terusik dengan kedatangannya, Keterangan Slamet Riyadi SH sebagai ketua Tim Lapangan Try-out batas hutan Lisun,kalau masalah kayu kuwalitet export berbagai jenis masih banyak diketemukan di kawasan hutan yang masih lestari, namun suasananya seram dan angker, sebab masih diketemukan kayu dengan diameter 3 sampai 4 meter, entah sudah berapa ratus tahun umurnya, namun letak keberadaannya memang di daerah kemerengan dari 60- 70 derajat. Di kawasan hutan Lisun juga banyak ular berbisa dan diduga masih ada ular besar karena melihat kondisi alamnya yang nesbi kelembabannya sangat tinggi, bukit berbatuan, membikin merinding bulu kuduknya ketika mendaki dan pacet Siamang tak kepalang tanggung banyaknya, kata Slamet Riadi.br /Kesimpulan ./spanbr /span class="fullpost"Langkah langkah yang harus diambil pemerintah, terkait untuk menyelamatkan hutan Lisun, menurut keterangan salah seorang anggota WALHI Sumbar yang enggan disebut namanya dan keterangan Ketua WANUSA ( Wahana Nusantara Adventurir ) yang bergerak didalam penelitian Flora amp; Fauna dan budidaya Flora untuk penelitian pak Jhon, Pemkab Sijunjung dan Pemprov Sumbar betul-betul harus menanggapi secara sungguh-sungguh, jangan /spanbr /span class="fullpost"menonton seperti pertunjukan Randai, habis cerita, habislah kelestarian hitan kita.. Setiap laporan baik masyarakat/LSM harus direspon dan ditanggapi dan mengupayakan langkah-langkah apa yang harus diambil kedepan. Perlu disampaikan secara tertulis lengkap dengan documentasi( foto ) kerusakan hutan Lisun dan dikirimkan ke Kantor Negara Kementerian Lingkungan Hidup di pusat . Pejabat dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup tidak hanya mendapat informasi tentang kerusakan hutan Lisun dan hanya ongkang-ongkang kaki, namun harus ceq – up mengadakan survey studi kelayakan ke kawasan hutan Lisun. Tim investigasi WALHI pusat dimohon agar turun ke kawasan hutan Lisun untuk melakukan studi kelayakan sejauh mana parahnya kerusakan hutan tersebut./spanbr /br //div /span

0 Read More

div style="text-align: justify;"a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4-TCIfL9ddazoFvGXX6mYX-wk-juoQKW_1QYbMaslsRY-iAs4DfcbJcBbGsjHazV-_4XE-IJPqIw7pS1gMt1HsAA4SY81JwenZPXl8BPraDOProw84306z8mp89tQa_bm4ew7IIxANV0/s1600-h/Coelogyne-Pandurata.jpg"img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 318px; height:320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4-TCIfL9ddazoFvGXX6mYX-wk-juoQKW_1QYbMaslsRY-iAs4DfcbJcBbGsjHazV-_4XE-IJPqIw7pS1gMt1HsAA4SY81JwenZPXl8BPraDOProw84306z8mp89tQa_bm4ew7IIxANV0/s320/Coelogyne-Pandurata.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5267357782438083906" border="0" //abr /br /Pakar Biologi Universitas Andalas ( UNAND ) Pof Rusdi Tamin, lakukan penelitian anggrek alam di Patricia Nursery, satu-satunya Nursery budidaya spesies anggrek alam di Kab Swl-Sijunjung yang beralamat Jl. Imam Bonjol No. 79 Muaro Sijunjung baru-baru ini. Pak Rusdi panggilan sehari-harinya, walaupun ULAMA ( Usia Lanjud Masih Aktif ) tampak masih energig melakukan penelitian anggrek alam dan termasuk kolektor tumbuhan Nepentes yang bahasa Indonesianya lebih dikenal tanaman Kantong Monyet/Kantong Semar. Pak Rusdi merasa terkejud setibanya di Patricya Nursery melihat begitu aneka ragamnya budidaya spesies anggrek alam khususnya yang tumbuh didaerah pegunungan Sijunjung.span class="fullpost"Setibanya di Patricia Nurseri sekitar pukul 14.15 WIb bersama 3 orang peneliti lainnya, sempat mendocumentasikan berbagai jenis anggrek alam dan melakukan penelitian. Ketika ditanya kepada pengelola Patricia Nurseri Pak Priyo (49) sudah berapa lama, menekuni bidang anggrek alam ini?. Lalu dijawab oleh Pak Priyo, berdirinya Patricya Nursery sejak tahun 2003, sebagai perintis lingkungan sejak tahun 1982 sangat peduli perlunya kelastarian anggrek alam di Kab Swl-Sijunjung ini dari kepunahan dari berbagai factor. Kalau tidak ada sesuatu hal setiap bulan 4 kali melakukan penelitian anggrek alam mendaki pegunungan yang ada di Swl-Sijunjung dan sempat memimpikan lahirnya suatu Nursery di Kab Swl-Sijunjung. Alkhamdulillah tahun 2003, dengan bermodalkan kemauan keras terwujud sudah hingga sampai sekarang sudah lebih dari 120 spesies anggrek alam berhasil di budidayakan. Bahkan kedepan akan mewujudkan wahana penelitian spesises anggrek alam di Kab Swl-Sijunjung , ujar pak Priyo.br /br /Setelah misi penelitiannya selesai, pak Rusdi berjanji akan mengirimkan daftar nama-nama jenis anggrek alam yang sudah diketahui spesiesnya bahkan sebelum pulang ke Padang sempat membawa salah satu jenis spesies anggrek yang sama sekali belum diketahui di ketemukan oleh pak Priyo di Nagari Air Hangat Kec Sijunjung, akan dilakukan penelitiannya di labor Unand sehingga nantinya di patenkan nama spesies anggrek tersebut nama si penemunya./spanbr /span class="fullpost"Kepada wartawan pak Rusdi ketika mengunjungi Patricia Nursery sempat memberikan komentarnya, memberikan semangat agar terus dikembangkan budi daya anggrek alam ini. Dan sudah saatnya Bupati Swl-Sijunjung H. Darius Apan ada perhatiannya, apa yang bisa dibantu untuk pengembangan budi daya anggrek alam ini, mohon deibantulah. Karena di Sumatera Barat, baru ada satu ini seorang perintis lingkungan sangat anthosias sekali menyelamatkan kekayaan sumber daya alam, terutama anggrek alam. Apalagi anggrek alam dari Kab Swl-Sijunjung sudah beberapa kali ikut tampil dalam pameran anggrek tingkat Nasional. Usaha pengelola Patricia Nursery patut kita hargai, kata pak Rusdi Tamin.br /br /Dari informasi yang dihimpun Mimbar Minang, Kantor Bapedalda Prov Sumbar, untuk tahun 2008 akan mencalonkan perintis lingkungan dari Swl-Sijunjung ini, untuk mendapatkan anugerah Karpataru, atas jasa-jasanya sebagai penyelamat lingkungan dengan bermodalkan kemauan keras dan bantuan dari Pemkab Swl-Sijunjung/spanbr /span class="fullpost" /span/div

0 Read More

a href="http://www.friendster.com/photos/59988418/1/657703112"img src="http://photos.friendster.com/photos/81/48/59988418/1_657703112l.jpg" border="0" //abr /blockquotebr /Pagelaran Rock Dance Musik Festival yang diselenggarakan Studio 18 di Gedung Panca Sila Muaro Sijunjung Sabtu (7/4) betul-betul sukses, tertib dan aman./blockquote Diperkirakan oleh panitia penyelenggara Stodio 18 hanya 15 group band yang akan ikut, diluar dugaan 27 group band mengikuti festival ini, bahkan sekitar 1000 orang penonton memadati gedung penuh sesak, halaman gedung sampai trotoar jalan dipadati sepeda motor yang parker gratis, tak ketinggalan petugas dari Polres Sijunjung dan Satpol-PP ikut mengamankan jalannya acara festival sampai selesai pukul 02.00Wib dini hari Minggu (8/4).Hadir dalam acara ini Waka Polres Sijunjung Kompol Y. Hondawan Naibaho SH dan Kakan Satpol PP , Drs. Syahrial MM.br /br /Menurut keterangan ketua panitia pelaksana Roc Dance Musik Festival andwi Prima Valentine, keberhasilan pelaksanaan festival ini , yang tanpa sponsor tak luput kerja sama yang baik panitia ,Pemkab Swl-Sijunjung dengan jajarannya dan pihak Polres .Sijunjung , didukung oleh suaca yang sangat cerah. Setiap group band yang mengikuti festifal membayar inset Rp 100.000,- dengan membawakan 1 lagu wajib dan 1 lagu pilihan.Acara festival ini tentunya sebagai ajang penyaluran bakat kawula muda dibidang blantika musik rock dan sejenisnya.br /br /Adapun jurinya 3 orang diambil dari Padang, Padang Panjang dan kota Solok. Dari 27 group band yang tampil menunjukkan kebolehannya, juara I The String dari kota Solok dengann nilai 755. Juara II, The Regenaration dari Padang nilai 755 dan juara III dengan nilai 745 The Monza dari kota arang Sawahlunto. Atas terlaksananya pagelaran Rock Dance Musik Festival ini, panitia mengucapkan terima kasih kepada , Pemkab Swl-Sijunjung dan Polres Sijunjung, dan pihak lain yang ikut membantu pelaksanaan tersebut, ujar Andwi Prima Valentine.

0 Read More

div style="text-align: justify;"Pordini Kab Sijunjung yang digelar 28 -29 April lalu,dibuka oleh Bupati Sijunjung H. Darius Apan di depan Kantor Bupati Sijunjung diikuti dari peserta olahragawan cilik hasil seleksi per Kecamatan se Kab Sijunjung.br /br /Cabang olah raga yang dipertandingkan, Bulutangkis, Volly Ball, Catur, Senam,renang ,tennis meja,dan masih segudang cabang olah raga lainnya. Untuk Cabang Olah Raga Renang di selenggarakan di pemandian Wahana Wisata Talabang Sati Kec Kamang Baru, karena disitu sarana amp; prasarana untuk renang memadai, disamping itu airnyapun air sumber dari gunung, bukan air yang selalu diobat dengan kaporit. Tujuan diadakan Pordini ini, tetntunya untuk menjaring olahragawan cilik yang berbakat yang nantinya dilakukan pembinaan oleh dinas terkait dan hasil dari pagelaran Pordini Tahun 2008 Kab Sijunjung untuk mewakili Pordini tingkat Prov Sumbar nantinya. Kepada para instruktur/offesial masing-masing Cabor, setelah diketahui hasilnya, tentunya tindak lanjudnya harus mengadakan pembinaan secara intensif.br / /div

0 Read More

a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhU75Mh1AJfmddOtcDoTa97thsFeSbm5-MMR-cl4XtaSlPJDkeFb7mDsjBlMaW_v926KwX-1vtFHs8T8hyphenhyphenRiZLAT5VJm_MnaudXv1kW34LDiRkxNX-Ep6vSIJ1JyYRTClJ-MPthJM4p1wk/s1600-h/KalpataruTrophy4.jpg"img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 198px; height: 243px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhU75Mh1AJfmddOtcDoTa97thsFeSbm5-MMR-cl4XtaSlPJDkeFb7mDsjBlMaW_v926KwX-1vtFHs8T8hyphenhyphenRiZLAT5VJm_MnaudXv1kW34LDiRkxNX-Ep6vSIJ1JyYRTClJ-MPthJM4p1wk/s320/KalpataruTrophy4.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5267350954791932322" border="0" //abr /br /div style="text-align: justify;"Berdasarkan surat dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia N0. B.41SES.LH-06-2007, Perihal Penghargaan Kalpataru dan Upacara Nasional Hari Lingkungan Hidup, yang ditujukan kepada Gubernur Sumatera Barat tertanggal 31 Mei 2007. Kelompok Petani Peduli Hutan ( KPPH ) di Jorong Batu Ranjao Nagari Paru Kec Sijunjung Kab Swl-Sijunjung Prov Sumbar, untuk mengikuti proses penghargaan Kalpataru tingkat Nasionalbr /br /span class="fullpost"Tahun 2007. Yang akan diwakili oleh Ketua KPPH Iskandar yang menjabat sebagai Wali Nagari Paru dan pendampingnya 1 orang anggota KPPH./spanbr /br /span class="fullpost"Upacara Nasional Hari Lingkungan Hidup sedunia tanggal (6/6) di Istana Negara.Dalam mengikuti upacara tersebut diharuskan memakai baju batik lengan panjang atau mengenakan baju adat istiadat Minagkabau. Iskandar dan pendampingnya setelah sampai di Jakarta akomondasi dan kosumsi disediakan dari kelompok anggota Hotel Redtop Jl. Pecenongan No. 72 Jakarta, telephone ( 021 ) 3500077. Check-in Hotel Redtop ( 5/6 ) dan Check-out (8/6) pukul 12.00 WIB. Pendamping dari wakil Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Bapedalda. Demikian informasi yang berhasil dihimpun Mimbar Minang melalui keterangan Ka. Dinas Kehutanan amp; LH Kab Swl-Sijunjung Ir. H. Syaiful Amri. MBA didampingi KTU. Drs. Nurhasman Kamis (31/5)./spanbr /br /span class="fullpost"Pada kesempatan hari yang sama, Wali Nagari Paru Iskandar yang sempat ditemui Mimbar Minang, sangat bersyukur tidak menyangka akan mendapatkan anugerah Kalpataru Tingkat Nasional yang di serahkan oleh Presiden Dr. Susilo Bambang Yudoyono di Istana Negara pada (6/6). Kepada berbagai pihak yang turut membantu dalam keberhasilan meraih anugerah Kalpataru Tingkat Nasional Tahun 2007 atas nama KPPH Nagari Paru khususnya Pemkab Swl-Sijunjung dan Pemprov Sumbar, KPA WANUSA dan wartawan Mimbar Minang mengucapkan banyak terima kasih./spanbr /br /span class="fullpost"Ditempat terpisah Ketua KPA Wahana Nusantara Adventurir (WANUSA ) Kab Swl-Sijunjung Priyo Laksono didampingi Sekretaris WANUSA Paldi Mahendra SH mengucapkan selamat kepada KPPH Nagari Paru atas keberhasilannya meraih anugerah Lingkungan Hidup Kalpataru Tingkat Nasional Tahun 2007, itu berarti reputasi Kab Swl-Sijunjung pada tingkat Nasional naik. Keberhasilan KPPH Jorong Batu Ranjau Nagari Paru yang di Ketuai Iskantar, dilandasi perjuangan yang sangat panjang dengan merintis Rimbo Larangan sejak tahun 1987, berbagai kendala bisa dilalui dengan azas kebersamaan, memiliki rasa tanggung jawab bersama sebagai anggota KPPH untuk mewujudkan kelestarian alam yang hakiki. Perjuangan panjang selama ini berkat ketekunan dan keuletannya akhirnya membuahkan hasil. Pada tahun 2006 KPPH Nagari Paru juga meraih Kalpataru tingkat Prov Sumbar. Karena dianggap layak diajukan usulan ke Kantor Kementerian Negara Lingkungan Hidup mewakili Sumbar diusulkan untuk meraih anugerah penghargaan Kalpataru Tingkat Nasional Tahun 2007, setelah ada study kelayakan dari Pejabat Kantor Kementerian Negara Lingkungan Hidup di Jakarta turun ke Nagari Paru, awal Mei 2007 sebanyak 3 orang yang di pimpin oleh Prof. Suryodiningrat KPPH Jorong Batu Ranjao Nagari Paru optimis bisa meraih anugerah penghargaan Kalpataru Tingkat Nasional Tahun 2007, kata Priyo Laksono./spanbr /br /span class="fullpost"Pada Kamis sore (31/5), ketika di informasikan kepada Sekdakab Swl-Sijunjung Drs. Bakri didampingi Asisten III Bidang Ekonomi Sumarni Ahmad SE.MM DI RAUNAG Asisten III, sempat berkomentar syukur alkhamdulillah, ini suatu prestasi yang luar biasa. Nagari Paru Kec Sijunjung gaungnya sampai ke tingkat Nasional, selamatlah kalau begitu kepada Ketua KPPH Nagari Paru Iskandar, ujar Bakri./spanbr //divdiv style="text-align: right;"br //divspan class="fullpost" /span

0 Read More

div style="text-align: justify;"br /br /a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjy2MRYSV-jeA9x_OhszpHXXFg5bBN2Bp9Fe_qCZ4OnIWo9dvj3Rp1GyhxjVsk3acujH-f54RlwhmPfWB_im3wCejylUKaQPqZt7uEpMkKYL3YNDupZQRM-KSfCIRIIJj75lSxcJGntT4/s1600-h/Paskibra.jpg"img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 281px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjy2MRYSV-jeA9x_OhszpHXXFg5bBN2Bp9Fe_qCZ4OnIWo9dvj3Rp1GyhxjVsk3acujH-f54RlwhmPfWB_im3wCejylUKaQPqZt7uEpMkKYL3YNDupZQRM-KSfCIRIIJj75lSxcJGntT4/s320/Paskibra.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5267346248816789618" border="0" //aDengan penyaringan yang begitu ketat dengan jumlah peserta 31 orang dan cadangan 40 orang hanya 4 orang yang berhasil lolos, artinya memenuhi persyaratan/kriteria penilaian yang bertahab di Kantor Kesbang-Pol Kab Sijunjung baru-baru ini.br /br /Keterangan Kakan Kesbang - Pol Yanuarita SH.Mhum, didampingi Kasi Pemuda /Olah Raga amp; Seni Budaya Dinas Pendidikan Kab Sijunjung Yudalius SPd, 4 orang pelajar merupakan Putra amp; Putri. Putra, Novendra dari SMAN 2, Dian Nugraha SMAN 7. Sedangkan Putri Komala Fira dari SMAN 1 dan Putri Melati juga dari SMA 1. Masih menurut keterangan Yanuarita, bulan Agustus 2008 kalau kita lalui tidak begitu lama, proses Paskibra Tk Nasional...span class="fullpost" Kab Sijunjung harus dipersiapkan secara matang, sehingga nantinya tidak memalukan, karena yang dipilih itu sudah melalui fide and proper test, punya kemampuan yang bisa diandalkan termasuk berbahasa Inggris,kemampuan tentang wawasannya dan lainnya , bahkan tahun 2007 dari pelajar SMAN 1 Sijunjung Hilga juga lolos Paskibra Tingkat Nasional ,ujar Mama Yen./spanbr /span class="fullpost"Menyinggung soal lain yang ada kaitannya dengan program pemerintah masalah narkoba di sekolah-sekolah Kab Sijunjung alkhambulikah nihil, tidak ada yang terkontaminasi psycotropika tersebut, semua itu, dengan rutinitasnya sosialisasi masalah narkoba di sekolah-sekolah baik dari tingkat SMP/SMA sederajad, bahkan sosialisasi masalah bahaya nakorba juga sudah dilaksanakan berbagai unsur dari ninik mamak, tokoh masarakat, Wali Nagari di Gedung PancaSila beberapa hari yang lalu, alkhamdulilah dapat respon positif dari masyarakat berbagai kalangan./span/div

1 Read More

Berdasarkan Surat dari Sekda Pem Prov Sumbar N0. 005/298/P-ML/BPDL-2008 Perihal Peserta Temu Wicara tertanggal (29/4 ) ditujukan kepada Bupati/Walikota se Sumbar, bahwa Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia Tingkat Prov Sumbar dan menindaklanjuti surat Sekretaris Menteri Negara Lingkungan Hidup N0. B-2014/SES/;H/03/2008. tanggal 19 Maret 2008 perihal Tema Peringatan Hari Lingkungan Hidup se–Dunia Tahun 2008 mengangkat tema“ CO2 KICK THE HABIT, TOWARD LOW ECONOMY ( UBAH PERILAKU DAN CEGAH PENCEMARAN LINGKUNGAN )”. Untuk tingkat Sumbar memperingati Hari Lingkungan Hidup ( HLH ) tahun 2008, dipusatkan di Kelurahan Gantiang Kec Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang yang akan dilaksanakanspan class="fullpost" Rabu ( 11/6 )br /Didalam peringatan HLH tahun 2008 juga diisi berbagai kegiatan antara lain, Temu Wicara antara peserta dengan Menteri Negara Lingkungan Hidup ( tentatif ) Gubernur Sumbar Walikota Padang Panjang 10 – 11 Juni 2008, Para peserta terdiri dari kelompok masyarakat/individu yang peduli terhadap lingkungan hidup dan utusan ninik mamak Kab/Kota se Sumbar dan para peserta Temu Wicara menginap di Hotel Pangeran Padang Panjang.br /Dari Kab Sijunjung yang mendapat undangan dari Sekda Prov Sumbar Drs. H. Yohanes Dahlan , Priyono ( Tokoh Penyelamat Lingkungan ) dan wartawan Iskandar ( mantan Walinagari Paru tahun 2007 dan ketua Kelompok Peduli Hutan nagari Paru yang mendapatkan Anugerah Kalpataru tingkat Nasional 2007 ),Nofrialdi dari LSM Batu Gando dan Walinagari Paru Japris. Temu Wicara juga diikuti kelompok Ninik Mamak, Pemuda, LSM Lingkungan Hidup dari kota Padang Panjang.br /Konfirmasi kesedian peserta dari masing-masing daerah untuk hadir mengikuti temu wicara sudah diterima (29/5 ) di Kantor Bapedalda Prov Sumbar Jl. Khatib Sulaiman No.22 Padang, Telp. 0751 – 7055231,Fax 0751 – 445232, atau memnghubungi Sdr. Firman Abdullah ( 0813.63 410 682 ) DAN Sdri. Raden Rina Ariani ( o813. 63 427 163 )./span

0 Read More

diva href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_rk6Ez4KOWLQmmFmYgGzFQffS8UuVddedxnIIj-rqZmAECbfpP60si_T5Ppwboa_52_-n7nL-5FYG4znTBNq3ZGSf9zk6mP4bzDFZh9ffBMZCGfltw76o0zm5FLHRpWAjtI05jGpx1K4/s1600-h/sALAH+SATU+KEKAYAAN+FLORA+DI+KAWASAN+HUTAN+lISUN,+(+Dok+Priyono+)..JPG"img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5241361775116152626" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_rk6Ez4KOWLQmmFmYgGzFQffS8UuVddedxnIIj-rqZmAECbfpP60si_T5Ppwboa_52_-n7nL-5FYG4znTBNq3ZGSf9zk6mP4bzDFZh9ffBMZCGfltw76o0zm5FLHRpWAjtI05jGpx1K4/s320/sALAH+SATU+KEKAYAAN+FLORA+DI+KAWASAN+HUTAN+lISUN,+(+Dok+Priyono+)..JPG" border="0" //abr /blockquoteKab Sijunjung, mempunyai iklim basah dengan suhu 21 derajat Celcius 33 derajat Celsius, secara topografi wilayah Kab Sijunjung dimana daratannya terdiri: Daratan Alluvial, Perbukitan Bergelombang dan Perbukitan Terjal dengan ketinggian diatas permukaan laut bervariasi 100 – 1500 m dan tingkat kemiringannya 8 – 26 derajat. Dengan luas 313.040 Km luas hutannya dari pada permukiman penduduk kaya dengan Sumber Daya Alam / Flora sampai Fauna./blockquotebr /Untuk mengetahui sejauh mana kekayaan flora/fauna, maka pada bulan November 2007 Dinas Kehutanan Swl-Sijunjung melakukan Iventarisasi Flor a/Fauna di kawasan hutan lindung Kanagarian Silokek Durian Gadang ( Siduga ) selama 5 hari/ Khusus Tim Flora Fauna melakukan penelitian di Bukit Lahan dan perbukitan di sekitrar Nagari Durian Gadang dan dari hasil penelitian tersebut berhasil didata keklayaan floranya sbg : Tanaman hutan : Kalubang Hijau ( nama local ), Nama Botani - , Genus – Family -. Batang Kundur dan batang arau. Tanaman merambat Zebrina pandula quadric Color dengan ciri khas daunnya punya garis hijau keunguan, merah muda dan putih. Tepi daunnya dan bagian bawah keunguan, memerlukan pencahayaan 400 footcandles,. Temperature pada siang hari 22,5º-27,5 º, tumbuh didaerah lembab yang sedang.br /Spesies anggek hutan Phalainopsis mani’i dan Corna cervi termasuk jenis anggrek bulan tanduk rusa atau Phalainopsis Sumatranda tumbuh epifit, seperti anggrek Vanda Sumatranda. Jenis Aglonema hutan dari keluarga Araceae diketemukan 3 jenis. Caladium by color, juga tumbuh di lereng bukit lahan, tanaman yang masih keluarga Araceae ini banyak diketemukan berbagai jenis. Dari keluarga Polypodiaceae juga diketemukan berbagai jenis, diantaranya Asplenium nidus, asplenium viviparum, termasuk Neprolepis exatata, Neprolepis flufy ruffes.br /Jenis Amorpho palus (Bunga bangkai) juga banyak diketemukan, diantaranya Amorphopalus titanium, Amorphopalus konjek. Juga jenis Begonia sp jenis tanaman indoorse yang tumbuh di lereng-lereng bukit dengan ketinggian 400-700 mdpl banyak ditemukan seperti halnya Philodendrom tanaman yang menjalar menempel di batang kayu ( epifit) ini lebih dari 30 jenis diketemukan, termasuk jenis Matanta dari keluarga Marantaceae.br /Pisang hutan juga banyak diketemukan di sekitar perbukitan daerah Silokek Durian Gadang, andaikata berbuah warna pisangnya bukanlah hijau namun berwarna ungu. Cemara angina satu-satunya keluarga compresus funebris ini diketemukan di lereng bukit lahan. Cemara angina ini, selain daunnya lembut kecil-kecil seperti rambut ikal batang kayunya keras sekali. Untuk dibududayakan dengan bijinya, namun sangatlah sulit timbuh didaerah yang kelembabannya rendah. Tanaman ini termasuk langka perlu dilestarikan dalam program budidaya tanaman langka. Pohon bunga asoka hutan juga diketemukan didaerah lereng bukit dan puncak bukit dengan kelebaban yang sedang, bunganya berwarna orange. Tanaman bunga Kanthil hutan juga diketemukan, bunganya berwarna kuning tumbuh di batangnya yang bisa besar kayunyapun keras, diketemukan diatas air terjun timbalun barangin daerah Silokek.span class="fullpost"br /Berbicara kekayaan Fauna, diketemukan dan dijumpai satwa beruang, rusa,siamang,kera,burung rangkong/enggang, berbagai jetis, kancil/ napu bahasa kampungnya, berbagai jenis kupu-kupu. Termasuk jejak kaki harimau, didaerah bukit Lahan dengan diameter 25 cm. Selain binatang melata seperti ular juga diketemukan kura-kura bunung orang setempat menamakan ( batiang ), hidup di perbukitan dengan kelembaban yang tinggi.a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbzTiBSkfI5DQatAy430L5taZwtvBWdaVu2B8pIwZ4YtEVQypU8iUJo001GlkfxpHoe7050WktUv1qnUVfBV99kWq_Sl_-5rNY49aBB6i2BYGgL_XQeb7M-sTptsQOW8PP7p8Jpdol9z0/s1600-h/DSC00099.jpg"img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5241361925792861490" style="FLOAT: right; MARGIN: 0px 0px 10px 10px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbzTiBSkfI5DQatAy430L5taZwtvBWdaVu2B8pIwZ4YtEVQypU8iUJo001GlkfxpHoe7050WktUv1qnUVfBV99kWq_Sl_-5rNY49aBB6i2BYGgL_XQeb7M-sTptsQOW8PP7p8Jpdol9z0/s200/DSC00099.jpg" border="0" //abr /Berikut Daftar Inventarisasi Flora/tumbuhan Survei Eko Wisata November 2007:br /1. Kelubang Hijau 2. Kundur 3. Pohon Aara 4. Zebrina 5. Peperomia ( sirih hutan ) 6. Philodendrom 7. Begonia Sp 8. Asplenium Nidus ( jenis paku-pakuan ) 9. Anggrek Phalainopsis mani'i 10. Phalainopsis corna cervi 11. Vandha sumatranda 12. Caladium by color 13. Aglonema 14. Kanthil hutan, Asoka hutan 15. Pisang hutan 16. Kayu banio 17. Kayu Kedondong sisik 18. Kayu Timbalun 19. Jelatang apiu 20. .Rengas hutan 21. Bintungan 22. Alue pandanus hutan 23. Marsawa 24. Laban 25. Rasak 26. Cendawan hutan.br /Demikian hasil inventarisasi Flora/Tumbuhan dalam survai Eko Wisata di daerah Silokek dan Durian Gadang bulan November 2007./div/span

2 Read More

diva href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi23rhyphenhyphenXuTNFpTRNG-n39W5F8T26qfGhjLS5oiz8O3IaFv3tVIYUn48Jh1nz4iqOR-sC71wY2ab7pPWMEd1yE5H5b2DjhsCy3o0cAs-VL8AMbOCqcqleuscTS6ZMtdAf61fNNnmNWih2c4/s1600-h/DSC00002+%5B640x480%5D.JPG"img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5241360104230000402" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi23rhyphenhyphenXuTNFpTRNG-n39W5F8T26qfGhjLS5oiz8O3IaFv3tVIYUn48Jh1nz4iqOR-sC71wY2ab7pPWMEd1yE5H5b2DjhsCy3o0cAs-VL8AMbOCqcqleuscTS6ZMtdAf61fNNnmNWih2c4/s320/DSC00002+%5B640x480%5D.JPG" border="0" //abr /br /divbr /Latar Belakang penulisan “Menggali jejak Romusha Muaro-Sijunjung-Logas Prov Riau” adalah penjabaran sejarah Bangsa Indonesia pada tahun 1941 pertengahan tahun 1942, dimana penjajah bangsa Belanda yang sudah berabad abad menguasai bumi pertiwi ini dan akhirnya takluk dengan bangsa Jepang yang menguasai Republik Indonesia selama 3,5 tahun dan akhirnya pada tahun 1945 Jepangpun kalah dengan pasukan sekutu, kota Nagasaki dan Hirosima menjadi ajang keganasan bom atom oleh pihak sekutu. Selanjutnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kembali kepangkuan ibu pertiwi dan pada tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno dan Bung Hatta memploklamirkan kemerdekaan Indonesia.Selama dalam kependudukan Jepang 3,5 tahun kekejaman dan kebiadapan tentara Jepang memang luar biasa, dengan dilakukannya sistim kerja paksa yang lebih dikenal ROMUSHA, bermula direkrut dari pemuda yang masih remaja umur 14-18 tahun. Korban-korban yang dibujuk rayu oleh tentara Jepang terutama dari pulau Jawa, akan di sekolahkan di Pulau Andalas. Tidak taunya dipekerjakan se bagai Romusha membangun lintas jalan kereta api dari Logas Kab Sijunjung Prov Sumbar sampai Logas Prov Riau yang jaraknya 220 kilo meter.Di daerah Ngalau Cigak Nagari Silokek lebih 6000 orang Romusha mati akibat tertimbun batu,sampai 2 bulan bau mayat sangat menyengat hidung. Siang disuruh kerja paksa mengebor tebing dan dipasang dinamit, malam hari para Romusha disuruh kerja lembur, kurang ajarnya tentara Jepang tebing itu diledakkan. `Untuk mengenang kekejaman tentara Jepang dalam pembangunan rel kereta api dari Muaro-Sijunjung Kab Sijunjung sampai ke Logas (Loge) Prov Riau, ribuan Romusha mati akibat kekejaman dan kebiadapan tentara Jepang selama 3,5 tahun tersebut. Salah satu saksi hidup mantan Romusha Suratman kakek berusia 85 tahun berdomisili di Jorong Silukah Kenagarian Durian Gadang Kec Sijunjung, dengan kondisi kesehatannya masih sehat, baik mata masih terang, telinga ju ga belum tuli, Suratman kelahiran Desa Somo Gede Kajoran Kec Wadas Lintang Kab Wonosobo Prov Jawa Tengah sejak umur 18 tahun dibawa oleh tentara Jepang dijadikan Romusha ikut membangun lintas rel kereta api Muaro Sijunjung Kab Sijunjung – Logas Prov Riau. Suratman sudah 67 tahun merindukan keluarganya di kampung halaman sampai saat ini tak pernah menjadi kenyataan. Pasalnya tidak punya uang. Sangat menyedihkan sekali. Potret diri seorang Suratman (85) memang hanya seorang desa yang sangat lugu laki-laki kealahiran Desa Somo Gede Kajoran Kec Wadas Lintang Kab Wonosobo Pov Jawa Tengah itu masa remajanya sangat tampak suram dan harus menanggung beban penderitaan hidup, Ketika umur 18 tahun orang tuanya juga sudah meninggal bersama Dulah (16) teman sekampungnya dibawa oleh tentara Jepang dijadikan Romusha (kerja paksa) ke Sumatera Barat pembuatan lintas rel kereta api dari Muaro Sijunjung Kab Sijunjung sampai Logas Prov Riau. Realitas kehidupan Suratman sampai ke pulau Sumatera sempat diceritakan secara panjang lebar, ketika Suratman sengaja dihadirkan di lokasi Cagar Budaya Lokomotif peninggalan Jepang di Jorong Silukah Nagari Durian Gadang Kec Sijunjung untuk di wanwancarai Priyono Mimbar Minang dan Aldian SCTV, yang di fasilitasi Dinas Parsenibudpora Kab Sijunjung dipercayakan kepada Paldi Mahendra SH. Dari kota Muaro Sijunjung ke lokasi Cagar Budaya Lokomotif peninggalan Jepang jaraknya kurang lebih 12 Km bisa di tempuh baik kendaraan roda dua maupun roda ampat. Jalannya menyelusuri kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Kuantan, dengan pesona alam yang menawan. Bagaimana pak Suratman sampai menjadi Romusha bekerja di daerah Silukah? -Waktu itu umur saya baru 18 tahun bersama Dulah sekitar umur 16 tahun dari kampung langsung dibawa oleh tentara Jepang, alasannya mau di sekolahkan di pulau Andalas. Berangkat dari kota Ambarawa naik kereta api sampai di Jakarta (Tanjung Priuk), lalu menaiki kapal yang penumpangnya ribuan orang dan di kawal ketat oleh tentara Jepang. Selama 20 hari di laut sampailah di pelabuhan Teluk Bayur. Setelah turun dari kapal langsung naik kereta api menuju Muaro Sijunjung perjalanan ditempuh selama 1 Minggu ke daerah Ngalau Cigak Nagari Silokek bersama ribuan orang yang pada umumnya berasal dari P. Jawa dan sebagian di turunkan di daerah Silukah. Saya terkejut bukan di sekolahkan oleh Jepang kenyataannya disuruh kerja paksa menjadi Romusha. Pekerjaan saya waktu itu menebang pohon di pinggiran sungai Batang Kuantan dan dibukit-bukit terjal dinding sungai, meratakan jalan dan memecah batu tebing, tidak kenal waktu baik siang maupun malam. span class="fullpost"Masih terngiang didalam ingattannya Suratman, tebing bukit daerah Ngalau Cigak, a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicl0cUZWxcW4cH7D76bUurE7ea_e-u0DR07TSg_Y34PMMqBsnDeqgXlbOfKohT4RtKm72_cJ40VM67xicHccijiJZUmpLIfREKVCVV1DgVvZE2VCeGZ8Shg8PdPFFOWfj6X_HZiXmImlw/s1600-h/sukirmqan.jpg"img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5241360274115389154" style="FLOAT: right; MARGIN: 0px 0px 10px 10px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicl0cUZWxcW4cH7D76bUurE7ea_e-u0DR07TSg_Y34PMMqBsnDeqgXlbOfKohT4RtKm72_cJ40VM67xicHccijiJZUmpLIfREKVCVV1DgVvZE2VCeGZ8Shg8PdPFFOWfj6X_HZiXmImlw/s200/sukirmqan.jpg" border="0" //adulunya sampai kepinggiran sungai Batang Kuantan. Kalau malam hari kerja lembur, ada yang mengangkut dan memasang rel kereta api, memecah batu dan meratakan jalan. Pada suatu malam saya sudah tak ingat lagi terdengar bunyi ledakan bom diatas tebing, lalu tebing runtuh dengan suara bergemuruh,dengan rasa ketakutan sambil berlarian, saya sempat menyelamatkan diri, namun terdengar pekikan, jeritan dan rintihan kawan-kawan Romusha, tidak bisa dibayangkan kesedihan malam itu, saya penasaran gerangan apa yang terjadi? Pagi harinya sangat terkejut terlihat ribuan mayat berserakan, ada yang tersangkut kaki atau badannya diatas pohon, ada yang kepalanya sampai terpental di ketemukan diatas bukit, bahkan tulang-tulang manusia berserakan di pinggir sungai Batang Kuantan. Sampai 2 bulan lebih masih bau bangkai menyengat hidung. Mayat-mayat yang berserakan, sebagian ada yang dikubur namun banyak yang langsung dihanyutkan ke sungai, semua itu saya lihat dengan mata kepala saya sendiri, kata Suratman, sambil berlinang airmata, masih tutur Suratman, para Romusha yang mendapatkan jatah mengangkut rel kereta api di panggul , 1 rel 7 orang, andai kata capai atau berhenti, ketahuan oleh tentara Jepang di pukul dan dikurangi orang yang mengangkatnya. Di seberang jembatan Nagari Durian Gadang tempat base- camp para tentara Jepang, ada rumah panggung disitu, diatas untuk para tentara Jepang, di bawah tanpa alas tikar maupun lainnya seperti kandang kambing untuk tidur para Romusha. Kalau masalah makan dan sakit bagai mana? Apakah diobat oleh Jepang? Kalau makan sehari cuma satu kali, tak sampai setengah kobokan cuci tangan, kalau sakit tidak pernah di obat oleh tentara Jepang, cari sendiri obatnya (istilahnya obat kampunglah). Kalau ada yang meninggal Romusha yang lain, sebagian dikuburkan oleh teman-teman Romusha, tetapi kerja tentara Jepang mayat Romusha di hanyutkan ke sungai saja. Di Silukah dulu ada tempat pesanggrahan, itu pusat para pejabat tentara Jepang, di dekat pesanggrahan sebagai tempat penyiksaan, kalau ada Romusha yang ketahuan mencuri makanan karena lapar atau melarikan diri dan ketangkap kembali, lalu di siksa dimandikan dengan air panas mendidih. Bahkan di Silukah ada tempat kuburan masal sekitar 34 Romusha di kubur satu tempat saja. Apakah dalam pekerja paksa itu di pindah-pindahkelokasi? -Memang betul kata Suratman. 1 tahun di daerah Silokek sampai Silukah saya di pindahkan di Lipat Kain Prov Riau, sampai Jepang menyerah kalah dengan Sekutu. Saya masih mengantarpara tentara Jepang ke Pakanbaru sekitar tahun 1945. Setelah menerima surat dari TNI bahwa sudah bebas dari Romusha menetap di Lipat Kain hampir 1 tahun dan akhirnya balik ke daerah Silukah. Kapan pak Suratman berumah tangga? Saya kawin waktu itu umur 40 tahun, mendapat jodoh orang Silukah namanya Si Nem, punya anak 3 orang, Zaenap Ombun dan Zaimar Ombun meninggal, tinggal 2 orang anak, dan saya sudah punya cucu 3 orang cicit 4 orang. Apaklah pak Suratman punya saudara di kampung dan sudah pernah pu- lang?-Sewaktu meninggalkan Desa Somo Gede Kec Wadas Lintang Kab Wonosobibo Karisidenan Kedu Magelang, saya anak nomor dua, yang tua namanya si Rus nomor tiga Karno dan si bungsu bernama Dulah. Yang namanya pulang kampung sudah 67 tahun belum pernah, karena tidak ada uang kerinduan kampung itu ada hanya mimpi yang panjang. Sekarang saya sudah tua, sudah tidak kuat lagi bekerja di kebun menyadap karet, saya tinggal dengan Zaimar menghabiskan masa tuanya. Seandainya pak Suratman diketemukan kembali dengan keluarganya di P.Jawa di jembatani oleh SCTV apakah bersedia? Trima, kasih saya mau, syukur kalau masih ada orang yang mau memperhatikan bekas Romusha yang masih hidup, kata Suratman sambil menitikkan air mata, tanda punya kesedihan yang dalam. Pesan terakhir pak Suratman kepada Pemerintah apa?Saya tidak punya duit, kalau saya sakit bagaimana untuk berobat. Saya ikut berjuang membangun lintas rel kereta api Muaro Sijunjung Kab Sawahlunto-Sijunjung- Logas Prov Riau, namun tidak pernah ada perhatian dari pemerintah,atau dari Negara Jepang sendiri. keluh Suratman. Di Nagari Paru masih hidup bekas Romusha, namanya Turijan (85) masih hidup berasal dari Jawa. Sutarman juga mantan Romusha di Nagari Paru baru meninggal sekitar bulan April lalu, dengan umur kurang lebih 115 tahun. Di Nagari Tanjung Kaliang Kec Kamang Baru ada mantan Romusha yang masih hidup Sukarno (85) masih sehat fisiknya.br /Mantan Wali Nagari Durian Gadang tahun 1969/1973 Abdhulrahman Dt. Bandaro Kayo yang lahir tahun 1930 salah satu saksi hidup kekejaman tentara Jepang terhadap Romusha sempat diwawancarai Mimbar Minang dan Aldian dari SCTV.Sebelum lokomotif yang ada di cagar budaya Jorong Silukah sekarang ini, pada tahun 1944 ada 2 lokomotif yang satunya berwarna hitam. Sebelum datang lokomotif tersebut selang sehari ada pejabat tentara Jepang datang mengendarai lori yang dirubah seperti mobil sedan mengadakan peninjauan. Beberapa hari setelah itu datanglah lokomotif pengankut logistic untuk kebutuhan makan baik tentara Jepang maupun Romusha dan lokomotif yang hitam di lanksir ke Muaro Sijunjung. Menyinggung masalah wanita penghibur khusus bagi pejabat tentara Jepang di Pesanggrahan Silukah di datangkan dari Lipat Kalin namanya Rohana dialah primadonanya. Bahkan ibu saya sendiri nyaris menjadi korban dikejar-kejar oleh tentara Jepang , untung diselamatkan oleh Sonco. Sedangkan untuk pemuas nafsu tentara Jepang lainnya itu diangkut dengan kereta api, ada dari arah Padang dan Riau, sehabis melayani dipulangkan kembali naik kereta api. Ketika ditanya, kenapa rel-rel kereta api saksi sejarah sudah pada raib, itu kan mengkaburkan sejarah, dan sebagai situs sejarah harus dipertahankan tidak boleh dihilangkan. Kata Dt Bandaro Kayo, kejadiannya ada istilah “Jeruk Makan Jeruk”. Pada tahun 1973, PJKA pusat mentenderkan bekas rel kereta api dari Muko-Muko sampai ke Padang Tarok Kec Kamang Baru, tendernya di Jakarta di menangkan oleh PT Wuhan di Tanjung Priok. Sebanyak 8000 batang/ 1200 ton rel kereta api dimana yang tertimbun ya di bongkar oleh si pemenang tender di angkut ke Jakarta. Saya tau persis itu, kebetulan waktu itu saya di pekerjakan oleh PT. Wuhan sebagai Sit Manager pengiriman bongkaran rel kereta api peninggalan zaman Jepang di angkut ke Jakarta, ungkap Dt Bandaro kayo. Kesimpulan; Para mantan Remusha yang masih hidup sekarang ini, yang sudah terpisah puluhan tahun dengan sanak keluarganya seperti Suratman dan lain-lainnya yang kebanyakan dari tanah Jawa, nasibnya sangat menyedihkan. Mau bertemu dengan sanak keluarganya hanya sebuah kerinduan tak pernah menjadi kenyataan sampai tulisan ini diangkat. Kepada pemerintah hendaknya turut pemperhatikan kepada para Romusha ini. Pemerintah setidaknya memperjuangkan nasib Romusha kepada pemerintah Jepang, apakah itu terkucur dana konpensasi/ menyantuni untuk para mantan Romusha, yang sampai sekarang secara psikologis masih trauma akibat kekejaman dan kebiadapan tentara Jepang waktu itu. Bila perlu di beri penghargaan atas jasa-jasanya ikut membangun walaupun kapasitasnya sebagai pekerja paksa zaman penjajahan Jepang.br /Aset cagar sejarah Romusha dari Muko-Muko sampai Padang Tarok yang telah raib, dijual oleh PJKA tahun 1973 pemenangnya tender PT. Wusan di Tanjung Priok Jakarta harus di usut tuntas. Masalahnya ini merupakan aset sejarah, berapa ribuan nyawa melayang untuk mewujudkan lintasan kereta api Muaro-Sijunjung ke Logas Prov Riau. Cagar sejarah tidak bisa dihilangkan, karena merupakan saksi bisu konotasinya punya nilai-nilai histories tak ternilai harganya /div/div/span

57 Read More