Showing posts with label Sijunjung. Show all posts
Showing posts with label Sijunjung. Show all posts

In the heart of Sumatra, a few km south of the Equator lies the KUANTAN river in some of wildest Jungles of Indonesia. The upper part of it's valley is of incredible beauty with several hundred meter high limestone cliffs, caves and picturebook rainforest.

The river has been rafted about 10 years ago but seldom receives any paddlers due to it's remoteness. Recently the regional government of SIJUNJUNG district improved the road along the river which eases access tremendously. The government wants to develop adventure tourism here and invited the most successful Rafting team ARUS LIAR ( ' wild currents' in Indonesian - they are all nice guys, no liars...) to an expedition to Westsumatra. Their boss, Lody Korua , thought it might be a good idea if a kayaker would join them as kayaking is not yet populer in Indonesia but people usually get very exited if they see someone in a tiny boat to tackle some big rapids...

Thanks to sponsor 'Mr. John' , Pak Muchlis Anwar... and all the others who put their money and energy into the expedition - it was worth it !!! - We hope this area will get more visitors in the future !

Most of the rapids are not too difficult ( grade 3 ) but there are some big ones as well on Kuantan river:




above: bashing through a hole of PALUKAHAN rapid ( don't ask me what PALUKAHAN means - even the villagers living close by don't know - they say : ' that's just a name ' )








Also the rafters from ARUS LIAR and the local team from SIJUNJUNG had their fun






To me the environment was even more fascinating than the rapids: there were huge trees full with flying foxes which reach a span of more than a meter here on Sumatra - once more than hundred swirled high above our heads and we felt as inmidst of 'JURASSIC PARK'



We went into some of the caves along the river...


crawling creatures of the dark






...and visited some traditional MINANGKABAU houses with name RUMAH GADANG






Even an audience with the tradional Rajas / kings of the area was organized. These Rajas still have a lot of influence on matters of landuse, traditions and religion in their area.







above: a BANYAN tree - a strangling fig begins it's life as a seed dropped by a bird onto any tree. From the seed some roots will grow down the hosttree. These roots get stronger and stronger until one day they strangle the hosttree to death and the strangling fig stands alone. It's fruit is an important source of food to many animals of the forest; orangutans LOVE figtrees...


Let's go back to the river !






It is possible to do a several - day expedition down the KUANTAN river, however, the lower section does not have much rapids and is not necessary wilderness anymore








How to get there:






From SINGAPORE or Kuala Lumpur ( Malaysia ) cheap flights go with AIR ASIA, TIGER AIR or VALUE AIR to PADANG - when I checked last time it was about 50 US$ one way.
From MEDAN ( Northsumatra ) I paid for my flight to PADANG 45 US one way -
From the airport in Padang Taxis can be chartered for 40 - 50 US to MUARO SIJUNJUNG ( 3 hrs drive ).
At Muaro Sijunjung the best Hotel is HOTEL BUKIK GADANG ( 20 - 40 US / night ).

or, - if You can speak some Bahasa Indonesia, call MUCHLIS ANWAR from the local government in SIJUNJUNG
mobile: + 62 81535200678
or PRIYONO, journalist and Nature guide in Sijunjung +62 - 754 - 21141, mobile: +62 - 8126765373
Now, if You can't speak Bahasa, here comes ZUFNAL to the rescue, this fellow even speaks English, Dutch and German !!! his mobile is +62 - 81374646802

by http://www.adventurewebzine.co.cc/





20 , , , , Read More

K ab Sijunjung dengan luas 312.040 Ha, 70% adalah kawasan hutan. Letak geografisnya banyak perbukitan berbatuan marmer dan kuarsa yang menjulang tinggi, kokoh dan tegar di puncaknya, mencapai ketinggian berkisar 1200 – 1500 m dpl, sangat kaya keanekaragaman hayati terutama spesies anggrek alamnya, sungguh sangat luar biasa sekali. Sayangnya Pihak Pemkab Sijunjung dengan institusi yang terkait sama sekali belum pernah melakukan explorasi keanekaragaman hayati , mengidentifikasi dan menginfentarisasi terutama spesies anggrek alamnya. Sehingga berbagai jenis spesies anggrek alam ( New Record ) atau lokasi baru ( New Spot ) dan jenis baru ( Spesies Nova ) yang dalam catatan baru spesies anggrek alam Indonesia belum terkuak misterinya.

Ternyata semua itu sudah dilakukan penelitian oleh
Kelompok Pecinta Alam Kab Sijunjung Wahana Nusantara Adventurir ( WANUSA ) yang diketuai oleh Raja Sawer perintis dan praktisi lingkungan, penyelamat spesies anggrek alam dari tahun 2003 sampai sekarang, kurang lebih hampir 100 spesies anggrek alam yang sudah di identifikasi dan dibudidayakan untuk penelitian dan penyelamatan kerusakan hutan akibat ulah tangan-tangan tak bertanggung jawab merambah hutan . Raja Sawer yang sangat peduli kelestarian lingkungan dengan modal kemauan keras dan kepuasan batin terpanggil untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati baik itu didaerah hutan konservasi Pangean 1 maupun diluar Kawasan hutan konservasi di Kab Sijunjung , tanpa bantuan dana dari pihak manapun.

Kepedulian LIPI Pusat Konsesvasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor pada 18 Agustus – 6 September 2005 pernah melakukan explorasi spesies anggrek alam di Nagari Solok Amba lengkapnya di Hutan Suaka Alam Pangean 1 yang pada malam hari suhu udara mencapai 22,29 derajat Celsius dan pada siang hari 20,22 derajad Celsius. Luas kawasan SA Pangean 1= 12.200 Ha dengan ketinggian 400 - 430 m dpl .Dalam penelitian tersebut di ketuai oleh Dr. Irawati yang waktu itu menjabat sebagai Kepala Pusat Koordinator Proyek Pelestarian Litbang Flora – Fauna Indonesia dan Dra. Sri Hartini selaku penanggung jawab kegiatan Explorasi Flora Nusantara di Sumatera Barat lengkapnya hutan SA Pangaean 1 yang sebagian besar masih daerah Kec Sijunjung.

Hasil exprolasi spesis anggrek alam di Nagari Solok Amba tersebut memberikan nilai positif ilmu pengetahuan. 24 jenis spesies anggrek alam memiliki kesamaan dengan anggrek di Pulau Jawa, 41 % anggrek ephidemik Sumatera, 38% juga terdapat di Kalimantan dan 17 % belum diketahui jenisnya.

Spesies anggrek Coelogyne asperata , Coelodyne rochusseni de Vriese,coelogyne speciosa , Dipodium pictum, paphiopedilum tonsum, Victoria-regina, Phalanopsis cornu-cervi, Phalaenopsis Mani’i, Bulbophyllum lobbii,Bulbophylum auratum, Machodes phitola, Vanda sumatrana,acriopsis liliifolia, Spathoglotis aurea, Grammatophylum sp, oncidium
Masih banyak jenis anggrek lainnya baik yang tumbuh epifit, anggrek tanah maupun yang tumbuh di celah bebatuan tebing pinggang perbukitan yang belum diketahui spesiesnya.

Jenis anggrek bulbophyllum dan coelogyne sangat banyak ragamnya diketemukan di kawasan hutan Kab Sijunjung . Bulbophyllum auratum salah satu anggrek epifit yang tumbuh simpodial, Rozom bercabang, tumbuhnya menjalar di batang pohon bahkan di lereng bukit berbatuan juga mau tumbuh. Umbinya berwarna hijau pupus, dengan panjang berkisar 1,8- 2 cm, Jarak umbi satu dan lainnya sekitar 2-2,2 cm itu tergantung pada kesuburan pertumbuhan umbi. Warna daunnya bulat lonjong, tebal dengan panjang 7-12 cm, lebar daun 2-3,5 cm, kuntum bunganya punya karakteris tersendiri seperti bentuk setengah payung Bali berwarna merah maron pekat dan pucat. Bulbophyllum auratum tumbuh didaerah pegunungan/perbukitan dengan ketinggian `1000 – 1200 M dpl, di daerah Sisawah Kec. Sumpur Kudus banyak diketemukan dan pupulasinya sangat banyak sekali.

Bulbophyllum lobbii ini salah satu anggrek alam yang sangat unik sekali. Kalau dipandang secara prestektif seperti sebuah wujud burung kuwau, kalau tersentuh tangan atau tertiup semilir angin, secara refleksi mahkota bunganya bergoyang-goyang. Batang umbi dari anggrek ini berwarna hijau pucat pupus daun pisang, dan umbinya ( nodus ) jaraknya jarang-jarang tidak rapat,tumbuh epifit, daunnya berdaun tunggal, bunganya tumbuh disela-sela umbi batangnya, panjang tangkai bunga berkisar 10-16 cm. Bunganya berukuran cukup besar bisa mencapai 9 cm . Warna bunganya merupakan sebuah aplikasi perpaduan warna secara alami antara kuning ditengah, coklat kemerah maron di sayapnya dan pada ujung bunga seperti merupakan ekor burung berwarna coklat merah maron, aromanya cukup harum. Di Kab Sijunjung daerah yang banyak tumbuh Bulbophyllum lobbii, penyebarannya di Nagari Whater Hoot ( Aia Angek ) , Solok Amba, Silokek, Rimbo Larangan Paru,Durian Gadang, Tanjung Lolo, Sisawah, Kabun, Sumpour Kudus.

Anggrek Coelogyne asperata merupakan spesises anggrek alam tumbuh epifit dihutan frimair , di puncak bukit bebatuan walaupun terkena pencahayaan 80 % juga tumbuh dengan subur. Batang umbinya berukuran besar warna hijau ber kerunyit garis dari dasar batang sampai pucuk batang umbi, yang subur bisa sebesar lengan orang.Daunnya memang panjang bentuk daunnya seperti daun cikal kelapa namun panjangnya 60 – 120 cm, tangkai daunnya bisa mencapai 20 -40 cm. Tankai bunga muncul di sela umbi/batang bawah , ujungnya agak melengkung/condong dengan panjang batang bunga berkisar 35-50 cm , kuntum bunganya tersusun rapi berjumlah hampir 50 kuntum. Warna bunganya putih kekuningan dengan mahkota berwarna cokelat Aroma bunganya sangat harum sekali, bila di suling bisa menjadi bahan parfrum.
Penyebarannya tumbuh anggrek ini pada ketinggian 400-600 M dpl di Nagari Solok Amba , Paru dan Aia Angek banyak diketemukan .

0 , , , , , Read More

K
eberhasilan Kelompok Petani Peduli Hutan (KPPH) Nagari Paru Kab Sijunjung dalam melestarikan Rimbo Larangan seluas 3500 hektar dengan diikat Pernag (Peraturan Nagari) pada tahun 2001, memang tampak membawa hasil yang positif. Kelompok Petani Peduli Hutan (KPPH) ini di ketuai oleh Iskandar dibawah binaan Wahana Nusantara Adventurir (Wanusa) Sijunjung yang di gawangi oleh Priyono dan Dinas Kehutanan & Lingkungan Hidup Kab Sijunjung, KPPH mendapatkan Anugerah Kalpataru pada bulan Juni 2007 lalu, salah satu penganugerahan penghargaan yang tertinggi dari Presiden Dr. Susilo Bambang Yudhoyono bagi para penyelamat kelestarian lingkungan. Keberhasilan ini perlu diacungkan jempol untuk KPPH Nagari Paru Kec Sijunjung Kab Sijunjung termasuk yang terkait sebagai motivator penunjang keberhasilan ini.

Masih berkaitan dengan kekayaan keanekaragaman hayati di Rimbo Larangan Paru Nagari Paru yang sudah dideklarasikan oleh KPPH “ Nagari Seribu Pesona”. Salah satu penyelamat lingkungan bidang keanekaragaman hayati Priyono (51), sudah seringkali melakukan penelitian mengidentifikasi tumbuhan/keanekaragaman hayati kekayaan di Rimbo Larangan. Dan hasilnya juga mulai tampak seberkas kecerahannya. Sekitar bulan Juni 2008 berhasil menemukan jenis tanaman epifit paku-pakuan Asplenium Nidus sisik ular. Karakter tanaman ini memang tumbuhnya didaerah yang mempunyai kelembaban yang sangat tinggi, hanya membutuhkan pencahayaan matahari sekitar 45%. Ciri khas dari tanaman Asplenium Nidus sisik ular, daunnya memanjang seperti asplenium nidus lain, namun pada daun bagian bawah bercorak seperti sisik ular itupun tembus dipandang, apabila dilihat sampai kepermukaan daunnya. Panjang daun bisa mencapai sekitar 60-70 cm lebar 10-15 cm tergantung kesuburannya.

Di Rimbo Larangan juga ditemui tanaman Asplenium nidus ekor tikus, tanaman ini tergolong jarang ditemukan. Dan masih banyak ditemukan spesies nova ( penemuan spesies tanaman baru) asplenium nidus yang lain yang masih dalam penelitian. Kalau di hitung-hitung tumbuhan asplenius nidus di Rimbo Larangan sangat banyak sekali, untuk mengetahui jenisnya memang perlu dilakukan identifikasi dan inventarisasi , dimasukkan didalam catalog khusus asplenium nidus,. Selain spesies asplenium sisik ular, juga diketemukan bunga bangkai jenis Amorphopalus titanum yang sedang mekar, dengan ketinggian dari Muka Tanah (MT) 2,5 meter, rentang kemekaran kelopak bunga 2,5 meter, warna bunganya lila dan kuning masak, tutur ketua Walhi tersebut.
Ditempat terpisah, mantan Wali Nagari Paru juga Ketua KPPH Iskandar ketika di konfirmasikan masalah tanaman Asplenium nidus/Kadaka sisik ular, “baru kali ini saya melihat tanaman kadaka sisik ular. Inilah salah satu kekayaan alam di kawasan Rimbo Larangan. Selain itu kehidupan fauna/satwa yang dilindungi juga masih banyak, diantaranya harimau Sumatera, beruang, siamang, ungkou, ular dan lain sebagainya”, ungkap Iskandar.

0 , , , Read More



 Kilk Here To view Website Hotel Bukikgadang SIjunjung

Website Wisata Sijunjung oleh hotel bukikgadang yang dulu bernama hotel sahid.

Reservation :

Hotel Bukik Gadang
Jl.M.Yamin.SH Muaro Sijunjung
Kabupaten Sijunjung
Telp (0754) 20736, 21052, 20870.

0 , , , Read More



A. Selayang Pandang


Aliran Sungai Batang Kuantan merupakan salah satu trek ekstrim untuk olahraga arung jeram di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatra Barat. Sungai ini memiliki jeram-jeram yang berbahaya dan menantang. Apalagi ketika hujan turun dan debit air bertambah, maka arus Batang kuantan akan terasa semakin deras. Sungai dengan panjang 38 km ini terbentuk dari gabungan dua sungai besar yang terdapat di Sumatra Barat, yaitu Batang Ombilin dan Batang Palangki. Hal itu membuat sungai ini menjadi salah satu sungai terbesar di provinsi tersebut.



Dinas Pariwisata Seni Budaya Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sijunjung, sebagai penanggung jawab pengembangan kegiatan wisata dan olahraga di kabupaten tersebut berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan yang datang berwisata dan berolahraga. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memberikan kenyamanan bagi para pelaku arung jeram adalah dengan mempersiapkan beberapa tenaga pendamping yang bertugas untuk memberi petunjuk tentang seluk-beluk Batang Kuantan. Untuk itu,
kepala dinas menggodok beberapa orang untuk dilatih menjadi tenaga pendamping dengan mendatangkan beberapa instruktur dari Sekolah Arung Jeram Kapinis Kota Bandung.



Guna menarik animo masyarakat luas untuk berwisata ke Batang Kuantan, maka Pemda Kabupaten Sijunjung mengadakan perlombaan arung jeram di sungai tersebut yang diagendakan sebagai salah satu event tahunan. Biasanya, perlombaan diadakan pada bulan Desember saat debit air Batang Buantan sedang naik, sehingga bagus untuk diadakan lomba arung jeram.
B. Keistimewaan


Sebagai lokasi olahraga arung jeram, Batang Kuantan memiliki arus yang kuat. Oleh para pecinta olahraga ekstrim ini, Batang Kuantan dikelompokkan dalam ketegori kesulitan tingkat III. Hal ini menunjukkan, bahwa Batang Kuatan betul-betul tempat yang bagus bagi pecinta olahraga arung jeram untuk mengarungi sungai tersebut. Tentunya, bagi yang ingin mengarungi sungai ini disarankan mempersiapkan fisik secara baik, latihan dengan rutin, dan persiapan peralatan yang memadai. Hal ini untuk berjaga-jaga agar ketika menghadapi hempasan arus sungai yang deras dan berubah-ubah mereka dapat melaluinya dengan baik.


Batang Kuantan masuk dalam ketegori kesulitan tingkat III


Batang Kuantan menyuguhkan variasi kesulitan medan yang berbeda-beda, mulai dari rintangan yang ringan sampai berbahaya. Misalnya, pada arah hulu sungai, trek yang akan dilalui oleh para peserta arung jeram tergolong ringan dengan aliran sungai yang tenang. Memasuki bagian tengah, medan yang dilalui mulai berat dengan jeram-jeram yang berbahaya. Sementara pada bagian hilir sungai, rintangan yang menghadang sudah masuk pada kategori berbahaya dengan jeram yang ekstrim dan rintangan yang sulit. Peserta yang melewati bagian hilir sungai ini, harus cekatan dalam mengayuh perahu agar selamat sampai tujuan.


Medan sungai dengan rintangan ringan


Medan sungai dengan rintangan berbahaya


Batang Kuantan mengalir pada area perbukitan di antara celah bongkahan batu yang menjulang tinggi. Tebing-tebing tersebut berdiri kokoh menutupi sebagian tepian sungai yang ditumbuhi pohon-pohon rindang. Komposisi tebing yang menjulang dan hamparan pohon yang hijau menjadi daya tarik tersendiri saat mengarungi Batang Kuantan.


Di beberapa tempat di lokasi berlangsungnya kegiatan olahraga arung jeram terdapat beberapa obyek wisata yang juga menarik untuk dikunjungi, seperti Tebing Batu Karang untuk olahraga panjat tebing, Air Terjun Batang Tano, dan Ngalau atau gua dengan hamparan batu stalaktit untuk wisata gua. Para pelancong akan terhibur dengan kehadiran beberapa objek wisata tersebut, yang bisa dikunjungi di kala menunggu giliran untuk mendayung maupun ketika istirahat setelah selesai melakukan kegiatan olahraga arung jeram.


Ngalau/gua di tepi Batang Kuantan



Batang Kuantan sering dimanfaatkan oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, seperti Universitas Andalas (UNAND) dan Universitas Bung Hatta Padang serta Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta untuk tempat latihan, ekspedisi alam, dan susur sungai. Alasan dipilihnya Batang Kuatan adalah karena kondisi sungai yang masih bagus, arus sungai yang besar, dan kondisi alam yang masih asri. Selain beberapa perguruan tinggi tersebut, ada beberapa perkumpulan olahraga arung jeram di Provinsi Sumatra Barat yang juga menjadikan Batang Kuantan sebagai tempat berlatih dan mengasah kemampuan.
C. Lokasi



Arung Jeram Batang Kuantan terletak di Nagari Silokek, Kecamatan Sijunjung, Kabupatan Sijunjung, Sumatra Barat, Indonesia.
D. Akses



Lokasi arung jeram berada sekitar 120 km dari Kota Padang, Ibu Kota Provinsi Sumatra Barat. Perjalanan dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan umum (bus), mobil sewaan, atau mobil pribadi. Jika menggunakan angkutan umum (bus), perjalanan dimulai dari Bandar Udara Ketaping Padang menuju terminal Muaro Sijunjung yang ada di Kota Sijunjung. Biasanya para wisatawan dikenakan ongkos sebesar Rp 25.000—Rp 30.000 dengan waktu tempuh sekitar 4 jam (November 2008). Dari terminal Muaro Sijunjung menuju lokasi yang berjarak 14 km, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan pedesaan dengan ongkos sebesar Rp 3.000.
E. Harga Tiket



Untuk masuk lokasi tidak dipungut biaya.
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya


Fasilitas yang ada di sekitar sungai belum memadai. Hanya ada bebarapa gubuk persawahan yang bisa dimanfaatkan untuk beristirahat sebelum terjun untuk arung jeram atau melepas lelah sehabis mengarungi sungai. Hal tersebut juga berlaku untuk tempat bersantap. Sebelum terjun ke sungai ini alangkah baiknya para wisatawan mempersiapkan sendiri makanan yang dibutuhkan untuk dikonsumsi di tepi sungai. Bagi para wisatawan yang ingin mendapatkan fasilitas yang lebih memadai, dapat memperolehnya di Ibu Kota Kabupaten Sijunjung yang berjarak sekitar 14 km dari lokasi arung jeram.


Sekiranya tidak begitu kenal dengan medan arung jeram di Batang Kuantan, para wisatawan dapat memanfaatkan tenaga pendamping. Mereka siap memandu dan memberi petunjuk tentang situasi dan kondisi medan arung jeram. Tenaga pendamping ini sengaja dipersiapkan oleh pemerintah setempat untuk kenyaman para pengunjung.

1 , , Read More






Kerajaan Jambu Lipo di Kec. Lubuk Tarok kurang lebih 20 Km dari Muaro Sijunjung, merupakan cagar Budaya Kerajaan Minangkabau tempoe doeloe yang nyaris terlupakan dan kurang dipublikasikan. Mengenal lebih jauh tentang Kerajaan Jambu Lipo, terlebih dahulu ada baiknya kita mengetahui tentang Kec Lubuk Tarok.

Kec Lubuk Tarok meliputi 3 nagari yaitu Lalan, Buluh Kasok dan Lubuk Tarok. Berdasarkan data dari kantor BPS Swl-Sijunjung Tahun 2006 jumlah penduduk 13.258 orang terdiri 3.690 KK, penduduk miskin 3.976 orang ( 29,99% ). Selain adat istiadatnya yang masih kuat, banyak rumah-rumah adat dipertahankan keberadaannya. Mata pencaharian penduduk setempat bertani dan berkebun, sebagian juga banyak yang merantau ke Negeri Jiran Malaysia, tingkatan ekonominya sudah membaik. Masalah SDMnya boleh dikatakan sudah maju, banyak orang Lubuk Tarok yang menduduki jabatan penting di pemerintahan , tingkat Kab/Kota Sumatera Barat/tingkat pusat maupun menjadi anggota Kepolisian dan TNI.

Kec Lubuk Tarok termasuk..... kecamatan termuda, hasil pemekaran Kec Sijunjung dan sudah difinitif. Masalah pendidikan, baik SD-SMP dan SMA baru sudah dibangun pada tahun 2007. Untuk pelayanan kepada masyarakat Kantor Polsek Lubuk Tarok juga sudah ada. Untuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Lubuk Tarok sudah ada Puskesmas Pembantu dan setiap Nagari juga sudah ada Puskesmas Pembantu. Alat transportasi dari kendaraan roda 2 sampai kendaraan bus juga sudah sampai ke Lubuk Tarok, kesimpulannya tidak ada kendala ke Lubuk Tarok.

Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Kec Lubuk Taruk mulai dibangun kebun sawit 500 hektar oelh PT. Sasindo. Sekarang dalam tahap pekerjaan membuatan pembibitan seluas 4 hektar Lubuk Tarok Dengan Cagar Budaya Kerajaan Jambu Lipo.
Sebagai Kampuang Tuo (Desa yang sudah tua), Lubuk Tarok memiliki Cagar Budaya Kerajaan yang bernama Jambu Lipo. Peninggalan sejarahnya sampai sekarang masih ada dan terawat dengan baik, “Rumah Gadang 24 Ruang” dan bekas Rumah Rajo Jambu Lipo. Sayangnya salah satu kekayaan Kerajaan Jambu Lipo yang merupakan Stempel Kerajaan sudah hilang entah kemana.

Membicarakan rumah gadang 24 ruang, sudah di lakukan Rehab dengan dana dari Pemkab Sijunjung beberapa tahun lalu masih dalam kepemimpinan H. Darius Apan. Pemkab Swl-Sijunjung menyadari bekas Kerajaan Jambu Lipo merupakan asset cagar budaya di Kab Swl-Sijunjung keberadaannya perlu di pertahankan dan dilestarikan.

Peninggalan Kerajaan Jambu Lipo, termasuk Lesung panjang menumbuk padi sewaktu ada acara Adat Nagari misalnya Tagak Gala Pangulu , beberapa kaum wanita menumbuk padi memakai alu bergantian, sehingga menimbulkan musik Perkusi yang betul-betul orisinil diiringi dengan syair-syair yang indah sekali. Didalam menumbuk padi bergantian, rombongan pertama 15 orang, rombongan kedua juga sama dan seterusnya. Selain kesenian tradisional, Randai, Saluang, Rabab, juga ada tari spesifik Lubuk Tarok yaitu tari pedang yang tidak ada kecamatan lainnya.

Cagar Budaya Kerajaan Jambu Lipo Kurang Publikasi;

Sekarang permasalahan yang sudah bertahun-tahun belum terkuaknya masyarakat luar Kab Sijunjung bahkan luar Prov Sumatera Barat, untuk mengenal “ Dimana sebetulnya Kerajaan Jambu Lipo itu berada?. Orang taunya di Kec Lubuk Tarok itu di mana?. Salah satu solusi terbaik adalah :

1. Dibangunnya sebuah pintu gerbang di Simpang Tiga (Km 7) menuju Kec Lubuk Tarok yang berwawasan: Adat Bersandi Syara’ Syara’ Bersandi Kitabullah dengan Motto “ Selamat Datang di Cagar Budaya Kerajaan Jambu Lipo Kec Lubuk Larok Kab Sijunjung”.

2. Masalah-masalah yang sampai sekarang belum tuntas tentang tapal batas Kec Sijunjung dengan Kec Lubuk Tarok itu di kesampingkan dulu. Yang penting bagaimana mewujudkan berdirinya sebuah pintu gerbang tersebut.

3. Perlunya disusun dan diterbitkan buku “Etnografi Kerajaan Jambu Lipo”, termasuk publikasi di media cetak maupun elektronik. Seperti Pemkot Sawahlunto yang sedang gencar-gencarnya menggali sejarah tambang dan mewujudkan museum tambang yang ada di Kelurahan Air Dingin, bahkan akhir tahun 2007 akan lahir buku Etnografi Kota Sawahlunto.

4. Perlunya perhatian serius Bupati Swl-Sijunjung H. Darius Apan dalam menyingkapi permasalahan ini, karena Cagar Budaya Kerajaan Jambu Lipo di Kec Lubuk Tarok adalah peninggalan sejarah yang tak ternilai harganya

Kesimpukan:

Dengan adanya pembangunan sebuah pintu gerbang dengan Motto “ Selamat Datang di Cagar Budaya Kerajaan Jambu Lipo Kec Lubuk Tarok Kab Swl-Sijunjung “.
akan menaikkan performam Kec Lubuk Tarok.

Sebagai sosialisasi langsung kepada orang luar daerah yang kebetulan melewati Jalan Lintas Sumatera ( Jalinsum) baik dari arah Padang menuju Jakarta maupun dari Jakarta ke Banda Aceh, yang kebetulan keberadaan Simpang Tiga menuju Lubuk Tarok berada di Jalinsum masih daerah Kab Sijunjung. Pembangunan pintu gerbang sebagai upaya daya tarik para Biro Travel Pariwisata yang ada di Sumbar maupun luar Sumbar untuk mendatangkan Wisman yang hobynya mengunjungi Cagar Budaya ke Kab Swl-Sijunjung.



2 , , , , , , Read More